17 Oktober 2010 bukan 17 Oktober 1952

17 Oktober 1952, apabila Kawan-Kawan masih ingat pelajaran sejarah, adalah peristiwa di mana moncong meriam waktu itu diarahkan ke Istana dengan dalih melindungi Presiden Soekarno dari demonstrasi mahasiswa. Waktu itu tujuh Panglima Daerah meminta agar DPRGR dibubarkan. KSAD saat itu dijabat AH Nasution. Salah satu tokoh peristiwa 17 Oktober 1952 adalah Kemal Idris.

Itu adalah peristiwa 58 tahun yang lalu. Sebuah peristiwa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Nah, hari ini 17 Oktober 2010, tidak ada kegiatan serupa. Kang Kombor seharian ini di rumah saja. Tadi siang menikmati balapan motogp yang dilangsungkan di Philip Island, Australia. Jagoan Kang Kombor masih tetap sama, Valentino Rossi yang berjejuluk The Doctor.

pedagang martabak sedang melayani pembeli

Udara panas seharian ini. Kang Kombor di dalam kamar serasa sedang di dalam ruang sauna. Keringat mengalir deras setelah keluar dari pori-pori. Padahal, 17 Oktober 2010 ini di Mampang ada hujan es. Eh, di Panongan Kab Tangerang kok panasnya nggak ketulungan. Sampai pukul 19:00 malam ini sama sekali tidak turun hujan.

Malam ini ada kakek dan neneknya Dhenok yang datang menjenguk karena Dhenok untuk sementara waktu tidak ke rumah kakek-neneknya. Minggu lalu Dhenok sedang tes subsumatif dan kebetulan kok sejak Sabtu shubuh badannya panas. Malam Minggu juga panas. Alhamdulillaah malam ini sepertinya sudah tidak panas lagi.

Nah, untuk buah tangan, Yu Kombor minta Kang Kombor beli martabak telor. Di sini disebut martabak. Di negeri jiran yang sering mengganggu kita di perbatasan kalau nggak salah disebut murtabak. Kebetulan di dekat rumah ada tukang martabak sehingga tidak perlu jauh-jauh belinya.

17 Oktober 2010 tidak ada moncong meriam diarahkan ke Istana tapi entah apakah akan ada sejuta demonstran pada 20 Oktober 2010 nanti saat KIB II berusia setahun.

Komentar

Posting Komentar