Cunthel wal Bundhet

Dua mingguan ini otak Kang Kombor sedang mengalami kebekuan. Cunthel wal bundhet, susah untuk dipakai mikir. Padahal, banyak sekali hal dan hil yang berseliweran untuk diolah atau setidaknya dipikirkan saja.

Embuh. Sejak demam dan pusing dua mingguan lalu yang diawali dengan krekes-krekes di seluruh tubuh yang membuat badan serasa lemes seperti bandeng presto atau ayam goreng tulang lunak -- boneless alias seperti tak bertulang --, otak Kang Kombor kok sampai sekarang rasanya masih cunthel, berat untuk digunakan berpikir. Selain cunthel, otak ini rasanya bundhet, ruwet alias seperti benang kusut. Saking banyaknya hal dan hil yang mau dipikirin mulai urusan pribadi, urusan kelompok sampai urusan negara (halah... Nggambleh mbok yang maton) akhirnya otak malah kusut.

ruwet kusut bundhet


Ibarat komputer, mungkin Kang Kombor ini komputer jadul yang prosesornya masih kuno, sistem operasinya DOS, memori baru 16MB, kapasitas hardsisk baru 64MB tetapi dipakai untuk menjalankan beberapa program sekaligus secara bersamaan. Komputer jadul diminta multitasking dan disuruh memproses perintah untuk komputer core2 duo. Akibatnya komputer malah hang wal mendem. Bukannya menyelesaikan perintah malah diem saja seperti kambing mabuk slenthem.

Zaman sekarang memang zaman edan. Informasi banyak sekali tersedia di internet. Saking banyaknya informasi, apabila kita tidak pandai memilih dan memilah akhirnya kita sendiri malah akan mengalami keluberan informasi alias information overloaded. Situasi yang tidak berguna bagi kita karena semua informasi kita tampung sehingga luber dan kita sendiri tidak mampu mempergunakan informasi yang berlebihan itu untuk kepentingan kita.

Eh, tapi keadaan cunthel wal bundhetnya otak Kang Kombor tidak ada hubungannya dengan keluberan informasi itu. Otak Kang Kombor cunthel dan bundhet karena masih terasa ngelu. Jangankan otak, mata Kang Kombor juga belum betah berlama-lama menatap layar monitor komputer. Pendar sinar dari komputer serasa menusuk-nusuk di mata dan seperti mengirim ribuan jarum ke dalam kepala. Baca buku juga sama saja. Kegiatan itu membuat pusing. Atau, jangan-jangan mata sudah butuh kacamata? Walau bagaimana pun, Kang Kombor ini semakin menua. Bumi saja makin tua, masa Kang Kombor muda terus?

"Ah, nggak percaya Kang. Katanya nggak kuat di depan layar monitor tapi ini kok bisa posting?"
Ealah... Ini Kang Kombor posting dari perangkat genggam. Kang Kombor posting by email, kirim email ke alamat email untuk mempublikasikan kiriman. Kalau pakai komputer malah nggak bakalah bisa bikin kiriman.

Kang Kombor harus pilih dan pilah. Ada urusan kantor yang harus dipikirkan pada waktu-waktu kerja. Ada urusan sosial yang harus diberi alokasi waktu-waktu yang lain. Pun ada urusan-urusan lain yang juga harus mendapatkan alokasi waktu. Makanya, Kang Kombor berharap soal cunthel wal bundhet itu bisa segera berlalu. Nggak enak rasanya punya otak kok nggak bisa dipakai mikir.






Komentar

Posting Komentar