Waktu Seperti Berhenti di Jogja

Pak Rony Yuzirman pernah menulis di blognya, mengomentari Jogja, dengan mengatakan waktu seperti berhenti di Jogja. Ya, Kang Kombor sebagai bocah asli Sleman juga merasakan hal yang sama sejak dulu. Waktu terasa lama pergantiannya sehingga banyak hal dapat dilakukan di Jogja, tidak seperti di Jakarta yang waktu berganti demikian cepatnya sehingga kesannya hanya sedikit hal yang dapat dikerjakan.

Jogja memang istimewa. Seistimewa sistem penentuan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerahnya yang melalui penetapan -- yang saat ini hendak dirusak oleh Pemerintah Pusat melalui Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Kang Kombor selalu menikmati kehidupan di Jogja seperti saat ini ketika Kang Kombor berada di Sleman. Memang Kang Kombor pulang ke Sleman karena ibu dipanggil Allah SWT pada malam Jumat yang lalu. Akan tetapi, tanpa itu pun keinginan untuk menikmati kehidupan di daerah yang istimewa ini selalu hidup di dada. Itulah alasan Kang Kombor untuk mempertahankan tanah secuil yang ada di Sleman. Apalagi pada 2002 Kang Kombor pernah membuat gubug di atasnya.

Waktu Kang Kombor menuju Jogja pada Jumat dini hari yang lalu, sepanjang jalan Kang Kombor temui jalan rusak. Jalur Cikampek - Cirebon banyak lubang. Tol Kanci - Pejagan yang sudah lama diresmikan masih banyak pengerjaan. Ruas Pejagan - Purwokerto parah sekali keadaannya dan bahkan jalur menuju Bumiayu ditutup karena longsor sehingga Kang Kombor harus muter-muter di Kecamatan Bumijaya (Kab Tegal) untuk ke Bumiayu (Kab Brebes). Dari Bumiayu ke Wangon lumayan baik tetapi dari Wangon - Sumpyuh - Gombong - Kebumen sampai Purworejo jalannya masyaa' Allaah... Pada rusak! Jalan mulus baru Kang Kombor temui lagi waktu menasuki wilayah Kabupaten Kulon Progo di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Betul-betul istimewa!

Waktu yang seperti berhenti di Jogja akan dirusak oleh Pemerintah Pusat melalui RUU Keistimewaan usulan Departemen Dalam Negeri yang jelas-jelas merupakan Pemerintahannya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tatanan adiluhung warisan tokoh luhur Sri Sultan Hamengkubuwono IX akan dirusak oleh orang-orang yang tidak paham sejarah. Orang-orang yang tidak hanya akan merusak Jogja tetapi juga merusak NKRI.

Apabila pada April 2011 nanti DPR RI mengesahkan RUUKY usulan pemerintah yang isinya merusak itu, Kang Kombor tidak akan tinggal diam. Kang Kombor akan turut serta dalam referendum penentuan nasib sendiri atau self determination yang diakui oleh PBB. Timor Leste menentukan nasib sendiri. Sudan Selatan menentukan nasib sendiri. Yogyakarta juga bisa menentukan nasib sendiri. Apabila itu terjadi, maka yang merusak kehidupan ayem tentrem masyarakat Yogyakarta adalah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.

Apabila Yogyakarta menentukan nasib sendiri, silakan catat omongan Kang Kombor ini: Papua akan menentukan nasib sendiri, Riau akan menentukan nasib sendiri, Bali pun Kang Kombor kira akan ikut menentukan nasib sendiri.

Lihatlah Provinsi Jawa Tengah yang Gubernurnya dipilih itu jalanannya rusak di mana-mana. Jalur Pantura Jawa Tengah rusak parah. Jalur Tengah pun tak kalah buruknya. Lalu lihatlah DIY yang Kepala Daerahnya ditentukan melalui penetapan, jalannya mulus halus.

Kepala Daerah yang ditentukan melalui penetapan tidak perlu kampanye yang menghabiskan dana belasan milyar Rupiah sehingga ketika menjabat dia tidak akan mencari pemulang modal. Dengan demikian, pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik. Pembangunan jalan tidak dikorupsi sehingga mutu jalannya baik. Jalan merupakan prasarana transportasi yang akan mendorong perekonomian. Jalan mulus berdampak baik pada perekonomian sedangkan jalan rusak memberi andil pada ekonomi biaya tinggi karena waktu tempuh lebih lama dan kendaraan puncepat rusak.

Tatanan yang sudah baik dan merupakan kehendak mayoritas Warga Yogyakarta itu hendak dirusak Jakarta. Apa Kang Kombor yang asli Sleman akan diam saja melihat aksi perusakan itu? Tentu saja tidak. Dan percayalah bahwa waktu tetap akan seperti berhenti di Jogja walaupun nanti Jogja sudah menjadi negara tetangga Republik Indonesia apabila DPRRI pada April 2011 nanti mengesahkan RUUKY dengan isi yang merusak itu.

Komentar

  1. Soal jalan rusak, emang Indonesia memprihatinkan...

    BalasHapus
  2. Lah kang, ditempatku jalan-jalan bisa di isi sama ikan lele kang...

    BalasHapus
  3. @Ami:
    Kita juaranya ya...

    @heri:
    Kalau mau budidaya lele tidak perlu bikin kolam dong... Hahaha...

    BalasHapus

Posting Komentar