Untuk mempersiapkan areal makam serta memperkuat jalan ke makam, warga Pedukuhan Jetis melakukan kerja bakti yang dilaksanakan pada setiap hari Minggu dan hari libur nasional. Selain itu, setiap warga juga dikenai iuran sebesar minimal Rp220.000,- per kepala keluarga.
Kang Kombor yang baru tinggal kembali di Pedukuhan Jetis tidak ketinggalan untuk berpartisipasi. Serkiler iuran sudah diterima walaupun belum dibayarkan iurannya. Untuk kerja bakti, Kang Kombor baru mulai berpartisipasi hari Minggu 10 Juli 2011.
Yang Kang Kombor sukai dari desa adalah warganya yang begitu guyub untuk bergotong royong, budaya yang selayaknya dilestarikan di Indonesia. Untuk orang-orang desa yang berurbanisasi ke kota, janganlah melupakan tradisi gotong royong. Mentang-mentang tinggal di kota lalu menjadi individualis... Jangan begitu. Bergaullah, berbaurlah dengan warga masyarakat yang lain apabila ada kegiatan gotong royong!
Nice info. Thanks for sharing.
BalasHapus