Kuda Lumping atau Jathilan Tri Wargo Tunggal dari Kulon Progo

Kuda Lumping atau jathilan adalah kesenian dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah. Kesenian ini turun temurun diwariskan dari para sesepuh kepada generasi penerus Suku Bangsa Jawa yang hidup di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta. Konon, kesenian jathilan ini pada mulanya digagas oleh para pengikut Pangeran Diponegoro yang pada 1825 - 1830 berperang melawan VOC di Yogyakarta. Kesenian jathilan dipergunakan oleh para pengikut Pangeran Diponegoro untuk mengamati lingkungan atau berhubungan dengan sesama pengikut Pangeran Diponegoro.

Hari ini Kang Kombor diajak Dhenok untuk melihat pentas jathilan di Sanggrahan, Caturharjo, Sleman. Kelompok Jathilan Tri Wargo Tunggal dari Kidulan, Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo itu ditanggap oleh para pemuda Pedukuhan Sanggrahan dalam rangka peringatan Sumpah Pemuda. Sejak pukul 10:00 WIB Dhenok sudah ribut mengajak segera berangkat. Kang Kombor sudah bilang bahwa nanti pukul 11 baru akan main tetapi Dhenok tidak percaya. Akhirnya, pukul 10:40 WIB Kang Kombor, Dhenok dan seorang temannya sudah tiba di lokasi pentas jathilan tetapi rombongan jathilannya belum tiba. Rombongan jathilan baru tiba pukul 11:00 WIB. Tentu saja penonton masih harus menunggu para pemain kuda lumping itu berdandan.

Sambil menunggu pemain jathilan selesai berdandan, Kang Kombor memainkan kamera ponsel Kang Kombor untuk memotret suasana kegiatan ekonomi yang terjadi pada pentas kuda lumping hari ini. Di setiap pagelaran pertunjukan kesenian di daerah sekitar Kang Kombor, para pedagang pasti mempergunakan momentum pertunjukan untuk berjualan. Ada penjual makanan dan minuman, penjual mainan, ikan hias bahkan VCD. Selalu ada peluang dalam setiap pagelaran pentas kesenian dan itu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pegiat ekonomi mikro yang tidak bergantung pada pemerintah itu.




Minggu lalu Dhenok dan temannya juga melihat pentas jathilan di Medari Gedhe. Para pemuda di Medari Gede sudah memiliki kelompok kesenian jathilan sendiri sehingga untuk pentas di pedukuhan sendiri, mereka tidak perlu memanggil kesenian jathilan dari tempat lain. Pentas kesenian jathilan di Medari Gedhe itu adalah pengalaman pertama Dhenok melihat pertunjukan jathilan sejak pindah ke Sleman. Kang Kombor senang karena Dhenok suka pada kesenian warisan leluhur itu. Makanya, ketika Dhenok minta diantar melihat pertunjukan jathilan pada hari ini Kang Kombor pun dengan senang hati mengantarkan. Lagipula, Kang Kombor pun senang melihat pertunjukan kuda lumping.

Kelompok Kesenian Jathilan Tri Wargo Tunggal ini ada pemain kuda lumping perempuannya. Para gadis belia itu pentas pada pertunjukan pertama yang dimulai pada pukul 12 siang. Dhenok asyik melihat para penari kuda lumping sementara Kang Kombor merekam pertunjukan jathilan itu agar Kang Kombor dapat berbagi dengan Kawan-Kawan. Sayang Kang Kombor hanya bisa merekam pertunjukan babak pertama karena kebetulan di rumah ada yang kirim pasir dan titik-titik hujan mulai turun sehingga Dhenok mengajak pulang.

Nah, silakan nikmati pertunjukan jathilan itu melalui video berikut ini:

Komentar

Posting Komentar