Operasi Tumor Birokrasi

Tumor di dalam tubuh manusia adalah jaringan sel yang tidak bermanfaat dan justru bersifat jahat dan merusak. Oleh karena itu, tumor di dalam tubuh harus dimatikan. Apabila tidak dapat disembuhkan dengan pemberian obat, tumor di dalam tubuh harus diangkat melalui operasi. Operasi tumor.

Dalam tata laksana kenegaraan, tumor juga bisa menyerang. Yang diserang adalah birokrat penyelenggara yang rakus dan tidak amanah. Mereka menggerogoti negara, membuatnya lemah dan kehilangan daya melalui praktik pencurian yang mereka lakukan. Praktik pencurian yang mereka lakukan itu dinamakan korupsi. Sebagaimana tumor, korupsi juga harus diberantas. Korupsi harus dibunuh. Apabila tumor pada awalnya yang diserang adalah sel yang diinfeksi radikal bebas, korupsi menyerang birokrat. Oleh karenanya, apabila penyakit korupsi tidak dapat disembuhkan dengan obat, birokrat yang terserang penyakit jahat korupsi itulah yang harus dipangkas melalui pemecatan.


Saat membuka Rapat Kabinet di Istana Bogor (23/12) Presiden SBY mengatakan bahwa ada tiga faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, yaitu birokrasi, infrastruktur dan korupsi. Lebih lanjut, apabila birokrat bermasalah tidak mau berubah, Presiden meminta untuk mengikhlaskan mereka untuk tidak bekerja bersama-sama. Artinya, birokrat bermasalah itu ya kudu dipecat!

Blau dan Meyer mengatakan birokrasi adalah jenis organisasi yang dirancang untuk menangani tugas-tugas administrasi dalam skala besar serta mengkoordinasikan pekerjaan orang banyak secara sistematis. Dalam sekala negara, berarti adalah organisasi-organisasi atau instansi-instansi yang dibentuk oleh negara. Birokrasi bekerja sesuai aturan-aturan dan hirarki. Mereka memiliki wewenang dan tanggung jawab sesuai jabatan dalam instansi masing-masing.

Birokrasi dalam benak kita sebagai masyarakat memang sudah menjadi suatu kata yang negatif. Birokrasi kita pandang sebagai sesuatu yang berbelit-belit, lamban dan butuh uang banyak. Bahkan, tak jarang apabila kita sedang mengurus sesuatu di organisasi kita dan pengurusan itu terkesan tidak kelar-kelar, kita akan bilang, "Sudahlah, jangan kebanyakan birokrasi!" Nah loh...

Birokrasi itu isinya birokrat. Birokrat ya manusia. Kalau Presiden mengatakan unsur penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia terdiri dari birokrasi, infratstruktur dan korupsi, sejatinya korupsi itu paling banyak ya dilakukan oleh para birokrat yang mengurusi birokrasi. Banyak cerita bagaimana perijinan diurus melalui banyak meja dan setiap meja membutuhkan uang. Bayangkan saja, meja saja butuh uang! Benar-benar sakit kan meja itu!!!! Akan tetapi, karena cerita tentang meja yang minta duit itu demikian banyaknya yang kita dengar, sulit untuk membuat kita tidak percaya dengan cerita itu. Bahkan, di dalam benak kita ini malahan sudah tertanam bahwa apabila kita sedang mengurus perijinan tertentu kita kudu menyiapkan amplop sebanyak meja yang akan tanda tangan pada proses perijinan yang kita urus. Blaik!!!

Korupsi menyerang birokrasi. Kang Kombor berpendapat seperti itu. Kalau bukan birokrasi yang diserang, lalu apa lagi?

Mari kita tengok dulu sejarah Nusantara. Ratusan tahun Nusantara dikuasai oleh kongsi dagang VOC. Ratusan tahun. Ya, ratusan tahun. Apabila tidak percaya, silakan buka buku sejarah Kawan-Kawan dan lihat kapan pertama kali Cornelis de Houtman mendarat dan kekuasaan VOC di Nusantara diambil alih oleh Kerajaan Belanda. Nah, di dalam VOC itu banyak praktik korupsi. Itu yang membuat VOC akhirnya terjerat banyak hutang dan bangkrut. Itu juga yang menyebabkan VOC dibekukan oleh Kerajaan Belanda dan kekuasaannya atas Nusantara diambil alih.

VOC memang kongsi dagang. Akan tetapi, dalam kasus penguasaan Nusantara, VOC juga menjalankan administrasi dan pemerintahan di Nusantara. Dengan kata lain, VOC juga menjalankan fungsi birokrasi. VOC bangkrut karena korupsi. Birokrat-birokrat di VOC melakukan korupsi. Virus korupsi itu diwariskan hingga kini, pada birokrat-birokrat RI. Masya' Allah!

Birokrat yang tidak korupsi tidak usah marah. Di sini dipergunakan gaya bahasa totem pro parto. Bukan Parto PVJ ya... Silakan Kawan-Kawan cari sendiri makna totem pro parto itu untuk yang masih bingung, sekalian belajar bahasa lagi.

Tumor harus diberantas sampai ke akar-akarnya. Begitu pun korupsi. Akar-akar korupsi, menurut Kang Kombor adalah birokrat yang rakus dan tidak amanah. Oleh karena itu, sebagaimana tumor, birokrat raus dan tidak amanah ini juga harus diangkat melalui operasi. Nama operasinya adalah operasi pemecatan.

Setuju dengan Pak Presiden. Birokrat bermasalah dan tidak mau sembuh sebaiknya dipecat saja. Masalah birokrasi ya di antaranya adalah korupsi itu... Bahkan, nampaknya itu yang paling utama.

"Sampeyan kok nulisnya muter-muter to, Kang?"
"Biarin aja. Emang sengaja diputer-puter."
"Tujuannya apa, Kang?"
"Supaya pada setuju kalau korupsi menyerang birokrasi."

Ah, sudahlah. Kita tunggu sepak terjang para Ketua KPK yang baru saja yuk!

Komentar

  1. tumor jangan dioperasi,ini mengakibatkan dampak buruk bagi penderita,karena dioperasi akan menimbulkan efek samping,lebih baik obati dengan XAmthon plus

    BalasHapus
  2. ah iya inik muter mutrer dadine mbulettttttttttt.... #sengitaku..

    hihihi, Iya kang intinya yang korup harus dipecat dan juga dipenjarakan taa..?
    Nah itu mengacu dari pembicaraan esbeye sebagai presiden, akan tetapi kalo yang kegesek korup adalah juga termasuk esbeye yang sebagai ketum parte njuk piye kangg...?

    Kapan wani mecatee...? :P

    BalasHapus
  3. agen xamthine plus, koruptor kalau diminumi itu bisa sembuh nggak mental korupnya?

    Maztrie, ya kapan-kapan ae, maz. karang ya kuasane wong ndonya ki nyata jeee...

    BalasHapus

Posting Komentar