Tandur Mie Ayam Goreng

"Hah, tandur mie ayam goreng? Apa itu, Kang?"
Mie Ayam Goreng Pak Wid Seyegan
Hahaha, sudahlah tidak usah pada bingung. Silakan simak saja ceritanya.


Jadi begini, @pacarkecilku di banyak kicauannya sering menyebutkan mengenai mie ayam goreng Seyegan. Sering. Sering banget ia menyebut mengenai mie ayam goreng yang katanya enak itu. "Mie ayam goreng itu, pukul sebelas siang pasti sudah habis. Kalau mau ke sana sebaiknya pagi-pagi." Demikian dia memberitahukan kepada Kang Kombor.


Pada saat ketemuan di Oase, di sebuah kafe di sekitar belakang Plaza Ambarrukmo, di mana hadir Suryaden, Tomi Purba, Rian, Bangnes, Elang, Azhie, Apri, Pacarkecilku, Candra dan seorang lagi yang namanya tidak nyanthol di memori, Kang Kombor pun menanyakan lokasi mie ayam goreng Seyegan itu.


"Dari perempatan Seyegan ke arah mana?"
"Pokoknya melewati Puskesmas Seyegan..."

Pukul sebelas kurang seperempat kemarin Kang Kombor mengajak Yu Kombor untuk mencari mie ayam goreng Seyegan itu. Dari perempatan Seyegan kang Kombor ke arah Barat menuju ke arah Puskesmas Seyegan. Puskesmas sudah dilewati tetapi tidak ada tanda-tanda ada mie ayam goreng. Maka Kang Kombor pun berbalik arah. Nah, saat menuju ke Timur ke arah Cebongan itulah Kang Kombor melihat ada Mie Ayam Goreng Pak Wid. Daripada kesiangan karena tengah hari harus jemput Dhenok di sekolahnya, kami pun masuk ke warung mie ayam goreng tersebut. Karena warung Mie Ayam Goreng Pak Wid ini di Seyegan, mungkin ini yang dimaksud.


Kang Kombor dan Yu Kombor memesan dua mie ayam goreng. Setelah mie ayam goreng disajikan, Kang Kombor foto mie ayam goreng itu dan Kang Kombor ocehin ke @pacarkecilku. "Yang ini bukan?" "Dekat pasar Ngino ya? Ya berarti itu." Jawabnya.


Gubrak!!!


Lah... kalau Ngino kok ya @pacarkecilku selalu bilang Seyegan... Kang Kombor tahunya Seyegan ya Seyegan, Ngino ya Ngino... Sudah pasti bukan yang Kang Kombor masuki ini yang dimaksud oleh @pacarkecilku.


Eh, tapi walaupun salah, Mie Ayam Goreng Pak Wid juga lumayan kok. Paling tidak untuk ukuran lidah Kang Kombor dan Yu Kombor. Sudah dua lidah loh, yang mengatakan enak... Nggak perlu lidah kami dipasangi perangkat lie detector seperti iklan sebuah produk mi instan...


Di warung Mie Ayam Goreng Pak Wid itu Kang Kombor memilih duduk di meja kursi di belakang dekat jendela. Di belakang warung itu ternyata sawah dan ada sepetak sawah yang baru akan ditanami bibit padi. Ada beberapa wanita yang akan tandur atau menanam padi. Dalam Bahasa Jawa, untuk kegiatan tanam padi memang disebut tandur. Tandur itu berasal dari kalimat ditancepke karo mundur atau ditancapkan sambil mundur. Kalau di amati, orang yang menanam padi dengan sistem Jawa memang selalu melakukan kegiatan tanam sambil mundur.


Tandur
Para leluhur kita memang bijak. Dengan mundurnya para penanam padi itu, bibit padi yang ditancapkan bisa teratur. Tali biasanya dipasang melintang untuk menjaga kelurusan secara horizontal (relatif terhadap penanam padi). Sedangkan secara vertikal, agar tanaman teratur, maka menanam sambil mundur itu lah solusinya. Sambil mundur, para penanam akan melihat barisan bibit padi yang sudah ditancapkan sebelumnya sehingga bibit padi yang ditancapkan menjadi teratur.


Nah, buat orang-orang kota, pernahkah kalian mencoba melakukan kegiatan menanam padi? Sekali-kali cobalah, agar kalian dapat menghayati bagaimana para petani menanam dan merawat tanaman padi sehingga bisa dipanen lalu dijemur, digiling menjadi beras dan kemudian kalian tanak menjadi nasi yang kalian makan sehari-hari.

Komentar

  1. Wah, ini ada ngumpul2 KBJ ya. Salah info malah data tempat makan yang bisa direkomendasikan. Peta tepatnya dong kang Kombor

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau yang Mie Ayam Goreng Pak Wid ini di sebelah timur Prapatan Seyegan. Dari Cebongan ambil arah ke Seyegan, nanti target di sebelah kiri jalan.

      Hapus
  2. hehe, di jakarta gak ada sawah sih kang, paling di halim, itu pun milik TNI, pengen sih nyobain rasanya nandur itu ;)

    Request dong kang tentang berburu amazon, saya masih kebingungan nih, kok, gak bisa-bisa ya, thanks ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jakarta adanya tanaman beton, Bro. Di belakang Citra Raya Tangerang, tepatnya di Cukanggalih (kampungnya Ramy), masih ada sawah yang di tanami padi.

      Hapus
    2. tuh beton kalau dipanen gima caranya ya, haha ;)

      Hapus
  3. huahuahua...
    eh, sebelum jadi walikota seputar semarang... (halahhhh...) :D
    aku yo biasa tandur loh kang, lha wong asline yo wong ndeso, karanganyar kang... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah jadi walikota Seputar Semarang juga boleh kok kalau masih mau tandur :)

      Hapus
  4. HIhi...
    seka Mie Ayam kok malah tekan tandur ta iki....?

    takon @pacarkecilku ahh.... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. lah anane sing ketok wong tandur je... mosok nulis katy perry sing wektu kuwi durung manggung...

      Hapus
  5. mienya dikit banget, ahahahaa... disini roamingnya terasa euy^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu satu porsinya sama dengan mie ayam yang kuah loh.

      Hapus
  6. ko ngeliat mie ayamnya perut ane langsung laper yah om :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gam, makan nasi uduk di Mardi Grass juga asyik. Favoritku tuh.

      Hapus
    2. iya om :) ane jg suka tuh beli nasi uduk disitu, itu nasi uduk favorit keluarga ane :D

      Hapus
    3. Wah, sama dong keluarga kita. Memang mak nyus nasi uduknya.

      Hapus
  7. Kang,..yen sing deket pasar ngino sebelah endi yo Kang

    BalasHapus
  8. haduh...
    besok ku tulis ajah di blog ku dimana lokasinya
    nanti kuajak bu dukuh wes, ben aku ga salah jd penunjuk jalan ;-)
    sing cetho, sebelahnya bukan sawah
    nyehehe

    BalasHapus

Posting Komentar