Beli CD Apakah Masih Masuk Akal?

CD (compact disk bukan celana dalam) sepertinya telah menjadi masa lalu di dunia digital. Pada era 1990-an, CD menjadi media penyimpanan baru yang berkapasitas besar, melebihi yang dapat disimpan oleh sebuah disket. CD pun menjadi primadona pada saat itu. Pengguna komputer tidak lagi menggunakan disket. Pengembang perangkat lunak mendistribusikan perangkat lunak buatannya menggunakan CD. Perusahaan rekaman musik dan produsen film pun mendistribusikan album dan film menggunakan CD.

Kita pernah melewati suatu masa di mana setiap komputer memiliki CD drive, banyak rumah memiliki CD player baik yang berupa perangkat mandiri maupun terintegrasi ke dalam radio tape atau pesawat televisi.

Kini kita memasuki era di mana CD sepertinya sudah menjadi kuno. Bahkan, DVD pun sepertinya sudah mulai kuno, khususnya sebagai media penyimpanan.

Betapa tidak, flash disk saat ini sudah berkapasitas Giga. Bahkan, ada sebuah hard disk eksternal mungil berkapasitas 1 Terra Byte yang dapat dimasukkan ke dalam saku kemeja. Lalu buat apa lagi kita susah-susah membawa CD? CD yang berukuran kecil kapasitasnya mungkin sekitar 250 MB. Sangat kecil apabila dibandingkan dengan sebuah flash disk saja.

Bagi penikmat musik, pada saat ini, flash disk tentu lebih dipilih daripada kepingan CD. Eh, tunggu dulu. Penikmat musik tak perlu lagi membawa barang terpisah untuk membawa dan memutar koleksi lagunya. Kini telepon genggam pun sudah memiliki media penyimpanan yang berkapasitas Giga baik yang merupakan memori bawaan perangkat maupun memori tambahan. Buat apa membawa banyak barang apabila dalam sebuah perangkat sudah bisa disimpan semuanya?

Mengenai CD, sampai saat ini Kang Kombor masih menyimpan sebuah CD player yang Kang Kombor beli pada tahun 2000. CD player itu sampai saat ini masih dapat bekerja dengan baik. Pada masanya dulu, Kang Kombor menggunakan CD player itu untuk memutar film kesukaan Kang Kombor. DVD player Kang Kombor miliki sekitar 2006 tetapi CD player masih Kang Kombor simpan. Untuk urusan menyimpan barang jadul mungkin Kang Kombor ini memang jago. Tentu Kawan-Kawan masih ingat hp Nokia 6235i jadul yang juga masih Kang Kombor simpan dan menjadi penyelamat pada saat ada masalah dengan Speedy.

CD player tua itu masih bermanfaat bagi kami. Setidaknya ketika Dhenok ingin berkaraoke, CD player itu pun mendapat giliran beraksi. Dengan CD karaoke yang dibeli di Pasar Sleman, Dhenok pun bisa berkaraoke menyanyikan beberapa lagu Cherrybelle.

Menyimak cerita di atas, menurut Kawan-Kawan, pakah masih masuk akal untuk membeli CD sebagai media penyimpanan pada saat ini?

Komentar

  1. saya sempet ngerasain jaman disket walau sebentar banget, waktu itu masih kecil dan minta game di komputer om pake disket .. kemudian waktu jaman CD, lebih banyak beli CD kartun anak-anak, sampe sekarang juga masih nyimpen CD player jadul yang bisa buat muter piringan hitam yang gede, dulu nonton kartun Lion King di piringan item itu X)

    BalasHapus
    Balasan
    1. keluar kerja di 2002 dulu koleksi disket banyak bener tapi seterusnya nggak bisa dibuka karena komputer nggak ada floppy drivenya :D

      Hapus
  2. Saya adalah satu dari sedikit orang yang beruntung merasakan banyak media penyimpanan. Mulai kaset pita, Zip disk, Disket, LD, CD, DVD, flashdisk dan SSD. :) Sekarang ini bahkan udah ada cloud, buat nyimpen di Internet. Tapi menurut saya CD masih relevan kok, tergantung kebutuhan. Selain itu CD juga masih bisa dibaca oleh DVD drive yang hampir semua laptop punya. Tergantung yang pakai juga, kalo dia enjoy dengan CD, ya biarin aja. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk memebri salinan berkas yang kapasitasnya kurang dari 700MB saya juga masih suka memakai CD :D

      Hapus
  3. aku lama gak beli CD yang compact disc bukan celana dalam, hahaha

    dengerin youtube kalo ingin dengerin lagu, belajar untuk dimainin di piano

    BalasHapus
    Balasan
    1. dengerin youtube atau lihat youtube? eh, hanya audionya saja sih ya, yang dibutuhkan untuk keperluan itu...

      Hapus

Posting Komentar