Timnas U-21 Dikalahkan Brunei Yang Hebat


Kejuaran sepakbola regional ASEAN Piala Hassanal Bolkiah selesai sudah. Kesebelasan Brunei Darussalam menjadi juara setelah mengalahkan Timnas U-21 Indonesia dengan nilai 2 - 0. Nilai kemenangan yang memperlihatkan bahwa kualitas kesebelasan dari negara yang penduduknya hanya sekitar 400.000 jiwa itu berada di atas kesebelasan negara dengan penduduk 240 juta jiwa ini.

Siapa yang menyangka bahwa kesebelasan Brunei akan menjuarai Piala Hassanal Bolkiah? Tiga tahunan lalu, gawang Brunei Darussalam selalu menjadi lumbung gol bagi kesebelasan-kesebelasan negara-negara ASEAN. Itu tiga tahun lalu. Dalam dua minggu terakhir ini, kita melihat bahwa kesebelasan Brunei Darussalam bukan lagi kesebelasan yang lemah. Malaysia dikalahkan. Myanmar yang mengalahkan Timnas U-21 juga dikalahkan dalam semifinal.

Kesebelasan Brunei Darussalam menjelma menjadi sebuah kesebelasan yang patut diperhitungkan di kawasan  Asia Tenggara setelah negara itu mendapatkan sanksi FIFA. Ya, asal tahu saja, Brunei Darussalam mendapatkan sanksi FIFA untuk tidak boleh bermain di kancah internasional pada kurun waktu September 2009 sampai (kalau tidak salah) Mei 2011. Ternyata, sanksi itu justru membuat Brunei memperbaiki kualitas sepakbolanya. Sangat bertolak belakang dengan Indonesia yang tidak mendapatkan sanksi dari FIFA tetapi tidak juga mampu meningkatkan kualitas sepakbolanya.

Kang Kombor hanya sempat menyaksikan pertandingan final Kejuaraan Hassanal Bolkiah itu mulai babak kedua karena Kang Kombor tahlil dulu di tempat tetangga yang masih bagian dari keluarga besar dari Trah Mbah Demang yang ada di Jetis, Caturharjo, Sleman. Memang hanya 45 menit + 4 menit tambahan waktu yang Kang Kombor saksikan tetapi hal itu sudah mampu menunjukkan kepada Kang Kombor bahwa kualitas kesebelasan Brunei Darussalam lebih baik daripada Timnas U-21. Silakan apabila ada yang menentang pendapat Kang Kombor itu. Ini negara bebas. Faktanya, Pelatih Widodo Cahyono Putro sendiri nampaknya kehabisan akal untuk meracik strategi yang jitu untuk menaklukkan permainan kesebelasan Brunei Darussalam sehingga pada 15 menit terakhir babak kedua, pelatih Timnas U-21 itu harus menurunkan 4 orang penyerang sekaligus untuk menggempur pertahanan lawan.

"Bola itu bundar," kata orang. Ya, bola memang bundar. Akan tetapi, sejak sebelum pertandingan, Kang Kombor sudah memperkirakan Timnas U-21 akan kalah. Kang Kombor hanya menyaksikan satu saja pertandingan Timnas U-21 pada babak penyisihan dan celakanya, pertandingan itu adalah pertandingan yang buruk. Kang Kombor tidak melihat permainan sebuah kesebelasan kelas tim nasional pada peemainan Timnas U-21 itu. Koordinasi sangat lemah. Umpan-umpan tidak matang. Kerjasama tim -- seperti yang dipesankan Beckham untuk pemain muda Indonesia -- tidak terbangun... Alasan-alasan itu yang kemudian membuat Kang Kombor memperkirakan Timnas U-21 akan kalah dari Brunei Darussalam yang dari internet Kang Kombor dapat sekilas informasinya, behasil menekuk Malaysia dengan nilai yang meyakinkan dan kemudian menaklukkan Myanmar yang pernah mengalahkan Indonesia di babak penyisihan. Kemampuan Brunei untuk mengalahkan Malaysia dan kemudian Myanmar tentu bukan kebetulan saja. Waktu membaca berita Brunei mengalahkan Malaysia, Kang Kombor sudah terkejut walaupun konon Malaysia tidak menurunkan kekuatan terbaiknya. Apalagi waktu di semifinal Brunei mengalahkan Myanmar, wah... pasti ada sesuatu!

Sesuatu itu dipertunjukkan malam ini. Brunei Darussalam mennjadi juara Piala Hassanal Bolkiah setelah mengalahkan Timnas U-21 dengan nilai meyakinkan 2 - 0.

Seluruh pemangku kepentingan sepakbola tanah air sebaiknya belajar dari kekalahan Timnas U-21 dari Brunei Darussalam. Peringkat FIFA Brunei 201, nomor tujuh dari bawah. Peringkat FIFA Indonesia 147. Ada selisih yang peringkat yang jauh antara Indonesia dengan Brunei. PSSI tak perlu banyak alasan. Cukup sudah dalam waktu sebulan ini kita mendapatkan beberapa berita kekalahan Timnas Indonesia. Kalah 0 - 10 dari Bahrain. Kalah 1 - 3 dari Myanmar di babak penyisihan Piala Hassanal Bolkiah. Kalah dari Brunei Darussalam di final Piala Hassanal Bolkiah. Alasan apa lagi yang akan diajukan untuk kekalahan-kekalahan itu?

Bagi Kang Kombor, alasannya hanya satu, yaitu sepakbola kita tidak berkualitas. Mengapa? Karena yang mengurusi sepakbola juga tidak berkualitas karena isinya orang-orang yang menempatkan kepentingan pribadi di atas kepentingan Bangsa dan Negara.

Komentar

  1. Betul kang, ketika nonton saya kecewa sekali. Permainan timnas indonesia tidak bisa kompak dan seringkali hilang bola di lapangan tengah. Seperti gol kedua itu akibat salah passing dan hilang bola. Sudah semestinya pemangku sepakbola tanah air tidak mementingkan golongannya. Saya lebih suka pemerintah intervensi dan kita diberi sanksi, daripada terus malu-maluin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada yang bilang timnas u-21 bukan skuad terbaik. salah sendiri tidak menyiapkan skuad terbaik. untuk nama bangsa kok menampilkan skuad yang bukan terbaik. mestinya otoritas yang menurunkan bukan skuad terbaik itu perlu ditanya keseriusannya untuk mengharumkan nama bangsa.

      Hapus

Posting Komentar