Jembatan Rel Pangukan - Riwayatmu Kini

Saya pernah mengisahkan di blog ini tentang rel kereta api Yogya - Magelang yang telah hilang. Kini, saya akan sedikit menunjukkan sisa-sisa dari jalur kereta api Yogyakarta - Magelang yang tidak aktif itu. Sebuah jembatan rel yang masih bagus dan kokoh, Jembatan Rel Pangukan.

Jembatan Rel Pangukan terletak di sebelah timur, Pangukan, Tridadi, Sleman. Jembatan rel tersebut bersebelahan dengan jembatan Pangukan. Jembatan Rel Pangukan menjadi penghubung dua stasiun yaitu Stasiun Sleman dan Stasiun Mlati.
 
jembatan rel pangukan
Jembatan Rel Pangukan

Saya ingat di suatu hari saat saya menumpang bus dari Tangerang menuju Yogyakarta, di sebelah saya duduk ibu-ibu yang tinggal di Magelang. Ibu itu bercerita tentang masa sekolahnya di mana ia selalu naik kereta api dari Magelang dan ada temannya yang selalu naik dari Stasiun Mlati. Saat itu, kereta api Yogyakarta - Magelang menjadi andalan bagi warga kedua kota serta stasiun-stasiun kecil yang dilewati.

Saya lahir pada 1974 di Turi, Sleman tetapi kemudian sampai 1980 saya ikut orang tua tinggal di Borobudur sehingga tidak memiliki ingatan tentang lalu-lalangnya kereta api Yogyakarta - Magelang padahal saya tinggal di Kawasan Medari di mana ada Stasiun Medari yang merupakan salah satu stasiun yang dilalui jalur kereta api Yogyakarta - Magelang. Yang saya ingat kemudian adalah saya sering bermain-main di atas rel yang tidak lagi dilalui kereta api. Berbeda dengan saya, teman sebaya saya yang tinggal di sekitar Stasiun Medari masih bisa mengingat saat-saat jalur kereta api Yogyakarta - Magelang masih aktif. Ia bisa menceritakan keriuhan dan keramaian yang terjadi di Stasiun Medari.

Karena tidak pernah mengalami masa aktif jalur kereta api Yogyakarta - Magelang itu, saya hanya mengetahui sedikit stasiun yang dilewati yaitu Stasiun Magelang, Stasiun Blabak, Stasiun Muntilan, Stasiun Tempel, Stasiun Medari, Stasiun Sleman dan Stasiun Mlati. Ke arah Selatan lagi saya hanya tahu Stasiun Tugu dan Stasiun Lempuyangan. Di antara Stasiun Mlati dan Stasiun Tugu saya tidak tahu ada stasiun lagi atau tidak.

Kembali ke Jembatan Rel Pangukan, tdak berbeda dengan Terowongan Medari yang pondasi relnya sudah habis digali untuk dijual sebagai tanah urug, pondasi rel di dekat Jembatan Rel Pangukan pun sudah digali. Bahkan, di sebelah Timur dari Jembatan Rel Pangukan itu telah berdiri Gedung Olah Raga Kabupaten Sleman dan ke sebelah timurnya lagi jalur rel kereta api itu sudah dibuat jalan beraspal yang saya sebut dengan Jalan PJKA. Saya sebut seperti itu karena jalan itu dibuat di atas jalur rel PJKA.

Pemandangan dari arah Timur Jembatan Rel Pangukan
Pemandangan dari arah Timur

Ujung Timur Jembatan Rel Pangukan
Ujung Timur Jembatan Rel Pangukan

Ujung Barat Jembatan Rel Pangukan
Ujung Barat Jembatan Rel Pangukan

Pemandangan dari ujung Barat jembatan jalan - Jembatan Rel Pangukan
Pemandangan dari ujung Barat jembatan jalan

Arah sebelah Barat dari Jembatan Rel Pangukan menuju Stasiun Sleman sama saja. Rel kereta api tidak bersisa. Entah ke mana batangan-batangan baja itu berada kini. Di sepanjang jalan yang membelah Pangukan, di atas jalur itu dibuat jalur hijau. Sayangnya, setelah Pertigaan Warak menuju Stasiun Sleman, ada juga gedung milik Pemkab Sleman yang di bangun di atasnya. Kalau gedung PMI dan Mapolsek Sleman saya kurang tahu apakah dibangun di atas jalur rel kereta api atau tidak.

Gedung Olah Raga di sebelah Timur Jembatan Rel Pangukan
Gedung Olah Raga di sebelah Timur Jembatan Rel Pangukan

Ujung Barat Jembatan Rel Pangukan
Ujung Barat Jembatan Rel Pangukan

Jembatan Rel Pangukan sudah lama merana. Jembatan baja yang masih tampak bagus dan kokoh itu menunggu untuk dilewati kereta api lagi. Kabar akan diaktifkannya jalur kereta api Yogyakarta - Magelang sudah lama didengar tetapi sampai saat ini belum ada realisasinya.

Berikut video yang memotret keadaa Jembatan Rel Pangukan saat ini.

Komentar

  1. Merah putih teruslah kau berkibar, meski angin bertiup kencang, jangan pernah turun dan takut kepanasan. MERDEKA!! DIRGAHAYU INDONESIA!!!

    BalasHapus

Posting Komentar