Mari Mencintai Buku

Buku Tua
Kang Kombor sangat mencintai buku. Waktu SD dulu, semua buku di lemari Bu Lik yang guru SD sudah Kang Kombor baca semua. Kehabisan bahan bacaan, Kang Kombor meminta Kang Darmo -- sulung di keluarga Kang Kombor -- untuk meminjam buku di perpustakaan SMP di mana dia sekolah. Waktu duduk di bangku SMP, Kang Kombor menjadi pustakawan perpustakaan sekolah agar bisa meminjam buku banyak-banyak. Di SMA dan saat kuliah, perpustakaan pun menjadi tempat favorit Kang Kombor untuk menghabiskan waktu.

Waktu awal-awal bekerja, Kang Kombor tidak memiliki televisi di kamar kontrakan tetapi Kang Kombor punya buku. Buku menjadi harta Kang Kombor yang paling berharga. Kehilangan televisi mungkin tak membuat Kang Kombor larut dalam duka tetapi kehilangan buku bisa membuat Kang Kombor sedih alang kepalang.
Kang Kombor mencintai buku karena di dalam buku tersimpan pengetahuan. Buku baru atau pun buku lama semuanya menyimpan pengetahuan. Jangan menganggap buku lama tidak berharga. Jangan! Bahkan di zaman paling mutakhir di era paling modern yang akan datang nanti, buku lama tetap akan dicari untuk dijadikan rujukan terutama apabila ada orang yang ingin menulis atau mempelajari sejarah.Yakinlah bahwa buku lama tetap berguna. Waktu di bangku SMA pada 1990-an dulu, Kang Kombor bahkan masih memakai buku statistik tua yang pernah dipakai almarhum Bapak saat belajar di IKIP Veteran pada 1980-an.

Kecintaan Kang Kombor pada buku tetap terjaga walaupun kini Kang Kombor tidak betah lama-lama membaca buku. Oleh karena itu, melihat tumpukan buku lama bercampur koran dan majalah bekas yang berdebu, Kang Kombor langsung mendatangi dan menyortirnya. Kang Kombor yakin, buku-buku lama itu nanti tetap akan bermanfaat baik bagi Kang Kombor sendiri maupun bagi orang lain.

Mari kita cintai buku karena di sana banyak hikmah dan ilmu.

Komentar

  1. wah, ini sebuah ajakan yang penuh empati dengan langsung memberikan keteladanan bagaimana cara mencintai buku, mas arif. mencintai buku sebagai bagian dari budaya literasi memang akan lebih bagus jika dilakukan sejak usia dini. ternyata mas arif sekarang sudah menetap di sleman, ya, semoga kerasan dan memberikan kenyamanan dalam segala hal. salam buat keluarga!

    BalasHapus
  2. @Pak Sawali: Terimakasih, Pak. Saya mencintai buku karena saya belum dapat menulis sebuah buku pun. Mungkin apabila sudah mampu menulis buku, cinta saya kepada buku akan semakin dalam.

    Doakan saya bisa sowan ke Kendal nanti, Pak.

    BalasHapus

Posting Komentar