Mari Menjadi Manusia Produktif

Sabtu lalu Kang Kombor mengajak Kawan-Kawan untuk terus berkarya sampai senjakala. Kang Kombor memberi ilustrasi ajakan itu dengan gambar seorang nenek penjual gathot di Pasar Sleman. Kali ini Kang Kombor mengajak Kawan-Kawan untuk menjadi manusia yang produktif.

Kita, manusia ini, diberi waktu yang sama oleh Tuhan. Sama-sama diberi waktu 24 jam sehari. Akan tetapi, pemanfaatan waktu yang diberikan oleh Tuhan itu berbeda-beda. Ada yang dalam waktu 24 jam mampu menghasilkan banyak hal dan ada pula yang dalam waktu 24 jam itu tidak menghasilkan apa-apa.

Keputusan untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan waktu berada pada diri kita. Mau membiarkan waktu berlalu tanpa kita berbuat sesuatu atau membunuhnya dengan melakukan banyak karya, diri kita sendirilah yang dapat menentukan.
Kang Kombor mengajak Kawan-Kawan untuk membunuh waktu dengan berbagai kegiatan yang produktif dan bermanfaat. Jangan malah sebaliknya, kita yang dibunuh oleh waktu.

Waktu baru tiba di Sleman, Kang Kombor mendapati kebun yang ditumbuhi rumput dan semak-semak. Dedaunan dan kayu-kayu kering berserakan tidak karuan. Sungguh penampakan kebun yang membuat siapa pun malas ke kebun. Situasi kebun pada saat itu dapat dilihat pada cerita Kang Kombor tentang kebun nganggur. Silakan lihat gambar keadaan kebun saat itu.

Kang Kombor memiliki beberapa pilihan, yaitu membiarkan kebun itu kotor tidak terurus, menyuruh orang untuk membersihkan kebun itu, atau membersihkan sendiri kebun itu.

Kang Kombor pulang ke desa bukan tanpa biaya peluang (opportunity cost). Ada! Kang Kombor berhenti bekerja dari tempat Kang Kombor bekerja selama lima tahun terakhir dan pulang ke desa dalam keadaan tidak memiliki pekerjaan. Biaya-biaya lain tentu ada, seperti biaya pengangkutan barang-barang isi rumah dari Tangerang ke Sleman, biaya balik nama Si Ngorok dan Si Mio, biaya transportasi dari Tangerang ke Sleman, dan biaya pemindahan sekolah Dhenok. Pindahan itu, jujur, biayanya tidak murah. Apalagi di lokasi yang dituju kita belum punya sumber penghasilan.

Nah, Kang Kombor tidak ingin membiarkan kebun dalam keadaan tidak nyaman untuk didatangi sehingga Kang Kombor harus berbuat sesuatu pada kebun itu. Menyuruh orang untuk membersihkan kebun berarti Kang Kombor harus mengeluarkan uang guna mengupah orang itu sedangkan Kang Kombor belum memiliki pemasukan. Oleh karena itu, Kang Kombor memutuskan untuk membersihkan sendiri kebun milik Kang Kombor dan adik Kang Kombor itu. Daripada Kang Kombor mengeluarkan uang untuk mengupah orang, lebih baik uang itu Kang Kombor keluarkan untuk mengupah diri Kang Kombor sendiri.

Kawan-Kawan mungkin melihat Kang Kombor tidak produktif karena Kang Kombor tidak menghasilkan uang dari pekerjaan membersihkan kebun yang Kang Kombor lakukan. Tentu saja Kawan-Kawan boleh memandang dari sisi itu -- dari ketiadaan uang yang Kang Kombor hasilkan. Boleh... silakan melihat hal tersebut dari sudut pandang itu. Akan tetapi, ijinkan Kang Kombor menawarkan sudut pandang lain, yaitu dari penghematan yang Kang Kombor hasilkan dan tercapainya tujuan utama, yaitu kebun menjadi bersih dari rerumputan, semak-semak dan dedaunan serta kayu kering. Selain itu, dengan membersihkan sendiri, Kang Kombor dapat menyelamatkan beberapa tanaman yang mungkin bisa dibabat oleh orang suruhan, seperti tanaman merica dan camcao.

Di kebun Kang Kombor ada tanaman merica yang sepeninggal bapak dan ibu tidak terawat. Kang Kombor mengira tanaman merica itu sudah habis karena mati kekeringan. Ternyata, waktu Kang Kombor cari dengan lebih teliti, masih ada tiga rambatan tanaman merica di kebun Kang Kombor. Sisa-sisa tanaman merica itu akan Kang Kombor gunakan sebagai indukan nantinya. Lumayanlah untuk persediaan dapur sendiri, tidak usah beli di pasar.

Camcao pun begitu. Ada 4 rambatan tanaman camcao yang tersisa di kebun. Tanaman camcao itu bisa saja dibabat oleh orang suruhan yang mungkin tidak tahu manfaat tanaman camcao itu. Apa Kawan-Kawan sudah tahu pohon camcao?

Pohon Camcao
Camcao itu bisa juga disebut dengan cincau rambat. Nama latinnya Cyclea Barbata Miers. Divisi Spermatophyta. Sub divisi Angiospermae.Kelas Dicotyledoneae. Bangsa Ranales. Suku Merispermae. Marga Cyclea. Jenis Cyclea barbata Miers. Nah, daun camcao itu bermanfaat untuk obat radang lambung, obat tipus, obat tekanan darah tinggi dan obat penurun panas. Sayang kan apabila tanaman yang bermanfaat itu dibabat habis? Kang Kombor sendiri senang membuat minuman camcao yang nikmat untuk diminum bersama es saat cuaca sedang panas.

Lain waktu Kang Kombor akan tunjukkan kepaa Kawan-Kawan tentang cara membuat es camcao. Kang Kombor sudah mengajarkan Dhenok untuk membuat camcao dari daun camcao. Supaya Kawan-Kawan bisa membuat sendiri es camcao, Kang Kombor akan buatkan petunjuk pembuatan camcao yang mudah diikuti oleh siapa pun.

Nah, Kawan-Kawan, setelah membaca cara pandang yang Kang Kombor tawarkan, apakah Kawan-Kawan masih memandang bahwa kegiatan membersihkan kebun yang Kang Kombor kerjakan itu tidak produktif? Apabila ukurannya adalah uang yang dihasilkan, bisa saja tidak produktif. Akan tetapi, apabila dipergunakan ukuran yang lain, Kang Kombor kira, banyak kegiatan tidak menghasilkan uang yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan produktif, misalnya: membersihkan sampah plastik, menanami tanah gundul dengan tanaman buah-buahan atau kayu-kayuan, atau menulis cerita untuk dipublikasikan ke blog seperti yang Kang Kombor lakukan saat ini. Kang Kombor sendiri tidak mengukur produktivitas dari uang yang dihasilkan melainkan dari tujuan atau manfaat yang akan dihasilkan oleh suatu kegiatan. Terserah apabila ada orang yang mengukur semuanya dengan uang yang dihasilkan, Kang Kombor tidak akan ikut-ikut. Tentu, Kang Kombor juga tidak akan menyalahkan karena setiap orang bebas untuk memiliki pandangan. Yang pasti, mari kita sama-sama menjadi manusia produktif, jangan menjadi manusia malas yang menjadi beban bagi manusia yang lain.

Komentar

Posting Komentar