20 Pelajaran Hidup dari Steve Jobs

Steve Jobs dengan iPhone (babastudio.com)
20 Pelajaran Hidup dari Steve Jobs

Steve Jobs adalah pribadi yang luar biasa. Saat kabar meninggalnya terdengar, jutaan orang ikut memberikan kabar duka dan memberikan tanggapan atau kesan mereka terhadap pendiri Apple itu. Bahkan, sampai detik kiriman ini dibuat, tweeps yang menggunakan tagar #stevejobs masih banyak.

Tak ada salahnya kita mengambil pelajaran hidup dari orang-orang luar biasa, termasuk Steve Jobs. Hari ini Kang Kombor berseluncur ke Mashable dan mendapatkan artikel berjudul Steve Jobs: 20 Life Lessons yang disarikan dari biografi Steve Jobs. Kang Kombor akan membagi 20 pelajaran hidup dari Steve Jobs itu kepada Kawan-Kawan semua. Apabila ada yang akan membaca langsung ke artikel asli, silakan klik taut pada judul artikel di atas.



Jangan Menunggu

Ketika muda, Steve Jobs ingin membuat sesuatu dan membutuhkan sebuah alat. Ia langsung menghubungi sumber yang memiliki alat itu untuk mendapatkannya.

Buatlah Realitas Kehidupanmu Sendiri

Steve Jobs telah mengambil pelajaran sejak awal bahwa apabila kita tidak menyukai realitas yang ada di kehidupanmu atau di atas dunia ini, ubahlah realitas itu baik melalui karya nyata atau melalui niat yang kuat.


Kendalikan Semua yang Dapat Dikendalikan

Steve Jobs adalah seorang hippie. Akan tetapi, berbeda dari hippies yang lain, Steve Jobs adalah seorang pengendali yang kuat bahkan sampai kepada hal yang detil.

Akui Kesalahan

Steve Jobs bisa menjadi pribadi yang tidak menyenangkan bagi orang lain dan cenderung sembrono. Akan tetapi, ia tidak segan mengakui kesalahan yang pernah dibuatnya.

Kenali Dirimu Sendiri

Walaupun terkadang tidak paham terhadap reaksi orang-orang yang ada di sekelilingnya terhadap dirinya, Steve Jobs tidak memilili ilusi akan kemampuan intelektualnya. Ia mengenal dirinya sendiri.

Bukalah Pintu untuk Tuhan

Steve Jobs adalah seorang pencari, menjalani pencerahan spiritual dan penyucian diri sepanjang hidupnya. Memang Steve Jobs bukan orang yang religius secara khusus. Akan tetapi, ia tetap mengakui adanya eksistensi yang melebihi keberadaannya.

Jangan Pernah Mundur

Steve Jobs tidak pernah mundur dengan apa yang diyakininya. Dalam pengembangan produk, kadang-kadang dihasilkan produk yang mengagumkan tetapi tidak jarang juga menghasilkan sampah.

Kelilingi Dirimu dengan Para Brilliant

Mau diakui atau tidak, Steve Jobs tidak dapat melakukan semua hal. Steve Jobs bisa saja memiliki pengaruh luar biasa pada setiap produk dan kampanye pemasaran. Akan tetapi, Jobs menyadari bahwa ada orang lain yang memiliki apa yang tidak ia miliki. Kemitraannya dengan Steve Wozniak secara sempurna menggambarkan hal di atas. Kesuksesan awalnya dengan Wozniak menyediakan pola untuk kolaborasi mereka di masa-masa kemudian.

Buatlah Tim dengan Pemain Terbaik

Banyak perusahaan atau manajer merasa nyaman dengan pekerja yang rata-rata. Steve Jobs membuat tim yang berisi para pemain terbaik. Jobs berpikiran bahwa konflik yang terjadi di antara para pemain terbaik itu saat bekerja akan diimbangi dengan hasil yang luar biasa.

Jadilah Dirimu Sendiri

Steve Jobs sering tampak sibuk menjadi dirinya sendiri dan tidak peduli dengan cara orang memandang dirinya, terutama pada hari-hari awal hippie-nya.

Jadilah Orang yang Persuasif

Pada awalnya Steve Jobs adalah orang yang tidak menyenangkan dan bau. Steve Jobs yang sama melatih dirinya untuk melek tidak berkedip dalam waktu yang lama dan ia pun menemukan bahwa dirinya dapat membujuk orang untuk melakukan hal yang kelihatannya tidak dapat dilakukan.

Tunjukkan Cara pada Orang Lain

Steve Jobs bukanlah seorang programmer atau teknolog sebenarnya seperti Bill Gates tetapi ia memiliki pemahaman yang intuitif atas teknologi dan desain yang mampu menerjemahkan harapan pengguna pada komputer dan produk elektronik konsumer. Terry Oyama, seorang desainer Macintosh mengatakan bahwa pada awalnya ia tidak mengetahui komputer yang ramah pengguna itu seperti apa sampai Steve Jobs menerangkan hal itu.

Percayai Instingmu

Steve Jobs sangat percaya pada instingnya. Apabila ia menyukai sesuatu, ia yakin dunia juga akan menyukai hal itu. "Apakah Alexandr Graham Bell melakukan riset pasar sebelum menemukan telpon?" - Steve Jobs.

Berani Ambil Risiko

Sepanjang karirnya Steve Jobs selalu mengambil peluang. Pertama, ia mendirikan Apple kemudian meninggalkannya dan kembali lagi pada 1997. Pada era di mana semua perusahaan melakukan diversifikasi, Apple di bawah Steve Jobs tidak melakukan hal serupa tetapi justru fokus pada sedikit produk. Ia juga tidak takut seluruh bahtera Apple (atau paling tidak beberapa aspek darinya) dikemudikan ke arah tertentu apabila ia yakin itu akan membawa ke sukses yang lebih besar. Steve Jobs adalah orang yang berani mengambil risiko.

Susul Hal-Hal Besar dengan Hal-Hal Besar

Dalam hal apa pun entah produk atau film (di bawah Pixar), Steve Jobs selalu menyusulkan hal-hal besar untuk hal-hal besar yang telah dibuat. Steve Jobs pernah tidak terlalu berhasil pada awal-awal karirnya. Akan tetapi, pada kali ketiga aksinya di Pixar dan Apple, ia menunjukkan sekuel yang hebat.

Ambil Keputusan yang Kukuh

Manajer dan Pemimpin yang bagus selalu siap bekerja keras dan kadang-kadang mengambil keputusan yang tidak populer. Steve Jobs tidak terlalu peduli akan disenangi atau tidak dan oleh karenanya ia selalu penuh persiapan dalam mengambil keputusan.

Presentasi Dapat Membuat Dunia Berbeda

Steve Jobs tidak suka pada presentasi yang dibuat dengan Microsoft PowerPoint tetapi pada suatu derajad merasa bahwa presentasi produk yang elegan adalah sesuatu yang kritis. Presentasi yang bagus dapat membuat dunia jadi berbeda. Presentasi yang bagus dapat membuat produk yang biasa menjadi luar biasa.

Temukan Cara untuk Menyeimbangkan Intensitasmu

Tidak pernah jelas apakah Steve Jobs pernah mellow tetapi ia paham bahwa adanya keseimbangan antara dirinya dan anggota Apple lainnya akan sangat bermanfaat.

Hiduplah untuk Hari Ini

Walaupun berjuang terhadap kanker, Steve Jobs tidak pernah melambat. Apabila hal ini bisa berarti sesuatu, penyakitnya justru membantunya fokus pada usahanya dan meniti beberapa mimpi-mimpi terbesarnya.

Bagikanlah Kebijakanmu

Steve Jobs bukanlah seorang yang berjiwa filantropis. Ia memiliki gairah pada produk dan sukses. Ketika akhirnya sudah sangat sakit, ia pun mulai keluar dan membagikan kebijakannya pada orang-orang lain di komunitas teknologi.

---*&*---

Ambillah pelajaran yang baik. Apabila dirasa ada pelajaran yang tidak baik dari kehidupan Steve Jobs, janganlah diambil. Siapa tahu bertentangan dengan nilai-nilai yang Kawan-Kawan anut.

Komentar

  1. inspiratif banget, saya salut sama beliau

    BalasHapus
  2. Hemmmm
    Actually GRAT Kang...!

    Kenali Dirimu Sendiri==> Ini yang acapkali kurasa berat... Meskipun aku kenal diriku, namun ketika harus melihat kelemahanku justru aku menjadi merasa egois :(

    BalasHapus
  3. Weks...
    hiii, Actually GREAT meksudee... :P #melet

    BalasHapus
  4. Waduhhh.... dari 20 kayaknya cuma ada 8 om yang ada di myself (diriku).....

    tapi tunggu, kayaknya 40 tahun lagi ada orang yg brnama bgenk om... yang sama tenarnya kayak steve jobs...

    wkwkwkwkwkwk.... citacita mode on...

    BalasHapus
  5. Aku sangat mengaguminya gan, mulai kemunculan apple dengan ipodnya sampai saat ini, rainkarnasinya mungkin akan muncul kembali di tahun2 mendatang.

    BalasHapus
  6. steve jobs memang sosok teladan bagi kita semua, saya sangat bangga bisa melihat dan belajar tentang banyak hal dari sosoknya..

    salam blogwalking

    BalasHapus
  7. amazing mengenai pelajaran hidup yang mempesona amat sangat dan saya rasa kita pun bisa berkaca dari sosok Steve Jobs yang memukau...^^

    BalasHapus
  8. adin, steve jobs memang inspiratif

    maztrie, singkirkan egomu untuk mengenali dirimu dengan sebenarnya

    bgenk, yo man, ditunggu.

    terapi qolbu, steve jobs memang mengagumkan

    jimmy63, tidak ada salahnya kita belajar dari orang-orang besar

    jamal lewinsky, amazing! itu buku yang sedang saya baca.

    suryaden, aku durung kober takon. eh, malah dheweke wis ora ana.

    BalasHapus

Posting Komentar