Kang Kombor pada 18 Januari 2012 lalu menulis Indonesia membutuhkan MBT. Memang begitu faktanya. MBT jelas tidak dapat dilawan dengan tank ringan atau panser. MBT ya harus dihadapi dengan MBT, atau senjata anti tank seperti yang dipergunakan Hizbullah saat menghancurkan tank milik Israel saat Israel menggempur Libanon dan tidak dapat menghancurkan Hizbullah.
Kabar DPR merestui pembelian MBT ini tentu menggembirakan. Soal teknis, DPR memang harus mendengar dari ahlinya. TNI AD dalam hal ini tentu ahli soal itu. Tidak perlu DPR mendebat soal teknis atau mengeluarkan alasan penolakan yang lemah argumentasi.
Kini tentu kita tinggal menunggu apakah Parlemen Belanda menyetujui penjualan MBT ke Indonesia. Berbeda dari Amerika Serikat, saat ini Jerman dan Belanda masih melihat Indonesia sebagai pelanggar HAM. Memang aneh kedua negara Eropa itu. Saat AS sudah mau melungsurkan F-16 ke Indonesia, kedua negara itu masih saja melihat Indonesia dengan kaca mata yang buram.
Malaysia, Singapura dan Thailand punya MBT. Australia di Selatan tentu juga punya. Apalagi di Sidney AS membuka pangkalan marinir. Malaysia, Singapura dan Australia itu anggota persemakmuran. Kita sebenarnya terkepung oleh negara-negara persemakmuran. Ada Malaysia, Brunei dan Singapura di Utara. Ada India di Barat. Ada Australia dan Selandia Baru di Selatan.
Malaysia, Singapura, Australia dan New Zealand punya perjanjian apabila salah satu negara diserang, negara-negara lain akan membantu. Indonesia tentu terjepit oleh kekuatan kurawa. Tanpa kekuatan pertahanan yang kuat, Indonesia tentu tidak punya daya tawar dalam diplomasi. Makanya jangan heran apabila dalam era modern ini kita seperti melihat Indonesia selalu kalah dalam diplomasi. Itu karena kekuatan pertahanan kita tidak memiliki efek penggentar. Lawan tidak gentar, kawan tidak segan. Mau yang seperti itu terus?
Ingat, perdamaian hanya akan terjadi apabila semua negara siap berperang. Lihat AS dengan Iran. Karena Iran kuat, AS juga hanya bisa menyalak-nyalak tetapi tidak berani langsung menyerang seperti dilakukannya pada Irak dan Taliban di Afghanistan.
Mari kita syukuri DPR yang merestui TNI AD membeli MBT.
wah, tentu saja Belanda takut kalau kita punya MBT kang, pake bambu kuning saja kita bisa menang, apalagi pake itu, hehe ^_^
BalasHapusinfo terakhir akan beli mbt leopard a4 eks jerman karena parlemen belanda tidak menyetujui penjualan mbt leopard bekasnya ke indonesia
Hapusmasalahnya kita mau perang dengan siapa? hahihi
BalasHapuskita bukan mau perang. akan tetapi, sebagai sebuah negara, kita harus dapat merumuskan spektrum ancaman. sekarang kita dikelilingi negara persemakmuran yang pada punya mbt sementara kita hanya punya tank ringan dan panser kecil. bagaimana kita bisa mengimbangi kekuatan mereka?
Hapusdan yang perlu diingat, mbt milik malaysia ditempatkan di kalimantan di mana sepanjang perbatasan mereka jalannya sudah mulus. coba kita berpikir sebagai 'negara' mengenai penempatan mbt malaysia di kalimantan itu, kira-kira apa maknanya? kok tidak ditempatkan di semenanjung bagian utara yang berbatasan dengan thailand misalnya?
ingat, perang tidak pernah berhenti. hanya medan perangnya saja yang berpindah-pindah. as bikin perang di somalia, irak, afghanistan... bisa jadi kapan-kapan medan perangnya pindah ke nusantara. 2500 marinir beralatperang lengkap sudah ditempatkan di sidney.
Moga anggaran itu gak dibikin membengkak n dikorup yaa...
BalasHapus*kok aku etteup buruk sangka yaa..?*
#waspadasebagaifungsikontrolkanboleh :P
jadi sebelum ini dpr tidak merstui pembelian mbt karena skemanya g to g. ada mafia senjata yang tidak bisa melakukan penggelembungan harga yang sepertinya melobi dpr agar dpr tidak merestui pembelian mbt karena tidak lewat calo mafia senjata itu. ini perkiraanku.
Hapussetuju yang ini saya, nggak ah atasetuju krn nggak dpt jatah atao kalopun dpt jatah, dptnya cumka sedikit...
Hapuspiss...
akhirnya disetujui juga, bener sih DPR gak perlu mempermasalahkan tentang teknis segala macem, percayakan sama ahlinya, TNI AD.
BalasHapusSemoga kekuatan militer Indonesia semakin kuat
Amin. Semoga kekuatan militer Indonesia semakin kuat.
HapusSebenarnya saya setuju kalau DPR menolak pembelian MBT asal diganti dengan pembelian kapal perang atau pesawat tempur dengan alasan coverage area yang hanya bisa dilakukan dengan dua itu.
BalasHapusSoal perjanjian Malaysia, Australia dan Selandia baru itu sumbernya dari mana ya Kang?
Untuk beli kapal perang dan pesawat tempur itu anggarannya lain, Jo. Itu dari anggaran untuk TNI AL dan TNI AU. Untuk TNI AL dan TNI AU mereka juga ada pengadaan alutsista. Kapal selam kelas kilo ini nampaknya yang belum disetujui DPR. Atau sudah?
HapusUntuk TNI AU akan dipakai untuk memperbaiki dan upgrade software 24 buah F-16 hibah AS yang biayanya Rp7,5T.
KS kita cuma punya 3 ya Kang, baru pulang overhaul di Korea. walah, pengen diskusi militer tapi minim info ya begini, kentang.
HapusYa begitulah, Jo. Itu pun KS yang kecil. Kalau kita punya kelas kilo, negara tetangga gentar semua.
HapusSaya sih tidak setuju Indonesia beli tank bekas apalagi yg baru...tidak mendesak dan tdk ada ancaman yg serius. Ancaman paling datang dr malaysia saja.
BalasHapusUang yg trilyun itu lebih baik digunakan memperbaiki sekolah2 yg pd ambruk. Nah,sambil membangun berdoa, semoga yg belajar bisa membuat MBT yg lbh baik dr Leopard.
Salam Takzim,
Bagus H. Jihad
Kita beda pandangan soal itu, Mas Bagus. Soal ancaman, kita harus memperkirakan spektrumnya. Apabila menunggu ancaman sampai mendesak, memangnya beli alutsista seperti beli televisi di mall yang tinggal pilih lalu dibawa pulang? Beli alutsista itu prosesnya lama. Kita beli kapal perang atau pesawat terbang itu pengirimannya bisa 3 tahun. Beli tank baru juga bisa begitu. Kita tidak akan sempat beli alutsista apabila ancaman sudah mendesak. Yang ada, kita akan dipaksa berperang dengan bambu runcing? Masa menghadapi MBT dilawan dengan bambu runcing?
HapusLagipula, untuk biaya perbaikan sekolah, Anggaran Pendidikan kita ini 20% dari APBN, besarnya tahun lalu 200 Trilyun. Itu saja dioptimalkan kan bisa.
Nice info. Thanks for sharing.
BalasHapus