Jalan-Jalan Menyusuri Pantai di Provinsi Banten

Siap melakukan perjalanan menyusuri pantai di Provinsi Banten

Halo Kawan-Kawan, Sabtu (17/1/2015) dan Minggu (18/1/2015) Saya dan teman saya Triono jalan-jalan menyusuri pantai di Provinsi Banten. Di antara pantai yang kami susuri di antaranya Pantai Ciputih, Muara Binuangeun, Pantai Karang Malingping, Bayah dan Pantai Sawarna.

Berangkat dari Jakarta Sabtu (17/1/2015) sekitar pukul 10 pagi kami langsung menuju Serang. Ya, kami memang memilih rute Jakarta - Serang - Pandeglang untuk kegiatan jalan-jalan itu. Rencana awalnya kami akan menuju Ujung Kulon terlebih dahulu.

Tengah hari kami sampai di Serang. Kami pun langsung menuju rumah makan di Pakupatan yang menyediakan nasi uduk. Nama rumah makan itu adalah Rumah Makan Family tetapi lebih terkenal sebagai Nasi Uduk Pakupatan. Letaknya di sebelah Timur Terminal Pakupatan. Apabila dari Jalan Tol Jakarta Merak keluar di Serang Timur lalu ambil arah ke Ciujung/Cikande. Tidak jauh setelah Terminal Pakupatan, di kiri jalan kita akan menemui Rumah Makan Family. Di sini tersedia nasi putih dan nasi uduk dengan berbagai macam lauknya. Saya kalau ke Serang menyempatkan makan di nasi uduk Pakupatan ini.

nasi uduk pakupatan serang
Nasi Uduk Pakupatan, Serang

Selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke arah Pandeglang. Di Jl. Raya Pandeglang kami mampir dulu di Duren Jatohan H. Arif untuk menikmati duren jatohan yang ditawarkan di sana. Ada Duren Jatohan Haji Ahmad dan Duren Jatohan Haji Arif. Kebetulan Sabtu lalu kami mampir di Duren Jatohan Haji Arif. Kami memesan dua butir durian masing-masing seharga Rp75.000,- dan Rp50.000,-. Durian di DJHA itu dijamin enak, tidak seperti apabila kita membeli durian di pinggir jalan.

Kira-kira pukul 14:30 kami melanjutkan perjalanan. Kami akan menuju ke Ujung Kulon. Karena tidak berbekal peta atau pentunjuk, kami pun nyasar sampai ke area tambang emas di Cibaliung. Saat itu sudah hampir maghrib waktu kami sampai di pertigaan menuju TSF (arah kiri, saya tidak tahu apa itu) dan PT. CFD (arah kanan). Sadar telah salah jalan kami pun berbalik arah. Kami seharusnya ambil arah ke Pulau Umang waktu ada petunjuk jalan ke Pulau Umang.

Akhirnya kami pun kembali ke pertigaan itu dan menuju ke arah Pulau Umang. Waktu sudah lewat maghrib. Langit sudah gelap. Saat menuju ke arah Pulau Umang kami mendapati pertigaan lagi. Yang lurus ke arah Resort Ujung Kulon dan ke kanan ke arah Pulau Umang. Tujuan kami malam itu mencari penginapan. Kami pun ke arah Pulau Umang. Ternyata, di pantai di seberang Pulau Umang tidak kami temukan penginapan yang memadai. Hanya ada satu tanda penginapan tetapi tidak ada area parkir. Kami pun lalu kembali dan menuju Ujung Kulon, mencari penginapan.

Jalanan menuju Ujung Kulon rusak. Saat itu cuaca hujan. Genangan air tampak di sepanjang jalanan yang kami susuri. Kami pun harus berbelok-belok karena banyaknya lubang di jalan. Kira-kira pukul 20:30 kami tiba di sebuah resor di wilayah Sumur. Kami pun menginap di resor itu, Ciputih Beach Resort. Diberi nama Ciputih Beach Resort karena resor tersebut berada di Pantai Ciputih, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Minggu pagi kami jalan-jalan di Pantai Ciputih di area resor itu. Patainya berpasir putih dan bersih. Saya menyusuri patai ke arah Selatan kemudian baru kembali ke arah Utara.

Pantai di Resor Ciputih, Sumur, Pandeglang, Banten

Pukul 9:00 pagi kami meninggalkan resor. Kami memutuskan untuk langsung ke arah Bayah karena ternyata Ujung Kulon masih cukup jauh dari lokasi kami menginap. Selain itu, jalannya yang rusak membuat kami mengurungkan niat melanjutkan perjalanan ke Ujung Kulon.

Tidak jauh dari resor kami bertemu seseorang yang sedang berjalan kaki ke arah yang sama dengan kami. Kami pun menawarinya untuk ikut dengan kami. Namanya Pak Aris. Dia berasal dari desa Cimahi di wilayah Sumur itu dan akan pergi ke Cikeusik. Karena kami akan ke Bayah dan akan melewati Cikeusik, Pak Aris pun ikut bersama kami.

Di Pasar Cigeulis kami berhenti. Pak Aris akan mengambil air bambu pesanannya sedangkan kami mencari kudapan untuk sarapan. Kata Pak Aris, air bambu itu untuk obat. Entah untuk obat apa air yang berasal dari dalam batang bambu itu. Kami tidak menanyakan sampai detil.Sampai di sebuah pertigaan di wilayah Cikeusik Pak Aris turun karena ia akan menuju ke arah lain sedangkan kami masih harus terus menuju Malingping, Bayah dan seterusnya.

Oh ya, sebenarnya waktu di Saketi kami sempat akan langsung ke arah Malingping tetapi kami terpaksa berbalik arah karena jalan rusak parah dan sedang dilakukan pengecoran jalan. Melewati jalur itu hanya akan menghabiskan waktu kami saja sehingga kami putuskan untuk balik lagi ke arah labuan.

Kira-kira pukul 10:30 kami tiba di Muara Binuangeun, sebuah pelabuhan nelayan yang cukup besar di Pantai Selatan Banten. Entah Muara Binuangeun itu masih masuk di wilayah administrasi Kabupaten Pandeglang atau sudah masuk wilayah administrasi Kabupaten Lebak. Di Muara Binuangeun kami sempat memfoto perahu-perahu nelayan yang sandar di sana. Kami akan ke lokasi wisata Muara Binuangeun tetapi karena akses masuknya melewati pasar yang padat, hal itu kami urungkan.

Muara Binuangeun

Batal ke pantai Binuangeun kami lanjut ke arah Bayah. Sebelum sampai di wilayah Bayah kami melihat pantai yang memiliki batu-batu karang. Entah apa nama pantai itu. Sepertinya di pantai itu sering dilakukan penangkapan lobster karena ada gubuk-gubuk di bawah pohon pandan dan ada ban dalam dan jaring di gubuk-gubuk tersebut. Kami pun berhenti dan memfoto obyek-obyek yang ada di sana.

Pantai Karang di Malingping

Selesai memfoto obyek-obyek yang ada di pantai itu kami menuju ke Bayah. Karena sudah lewat tengah hari, sampai di Bayah kami pun makan dulu di sebuah rumah makan lesehan. Namanya 99. Menunya macam-macam. Hampir semua masakan di Pulau Jawan ada di sana. Kami pun memesan ikan baronang bakar, tahu tempe, cah kangkung dan karedok. Selesai makan kami singgah sebentar di pantai yang ada di Bayah. Sebuah pantai berpasir hitam seperti Parangtritis di Yogyakarta. Sayang di pinggir bantai banyak sampah berupa sabut kelapa, pelepah daun kelapa dan sampah-sampah kayu lain termasuk sampah plastik tentu saja. Mendapati hal seperti itu kami tidak berlama-lama. Kami menuju lokasi selanjutnya sambil pulang lewat Sukabumi, Pelabuhanratu.

Pantai Bayah

Sekitar pukul 15:30 kami sampai di Sawarna. Melihat keindahan Pantai Sawarna dari atas punggung bukit yang kami lalui, kami pun turun ke Pantai Sawarna. Kami menyusuri Pantai Pasir Putih hingga ke Tanjung Layar. Sayang sekali sampai di Sawarna apabila tidak sampai ke Tanjung Layar. Nanti orang-orang tidak percaya kita sudah sampai di Sawarna, hahaha...

Tanjung Layar, Sawarna, Bayah, Lebak

Jam 17 lewat kami melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhanratu. Sayangnya, saat tiba di Pelabuhanratu waktu sudah menunjukkan pukul 19:30. Suasana pantai di Kota Pelabuhanratu sudah gelap sehingga kami tidak berhenti karena kami masih harus kembali ke Jakarta lewat Sukabumi.

Pukul 23:30 kami tiba kembali di Jakarta. Waktu 2 hari ternyata tidak cukup untuk menyusuri pantai-pantai yang ada di Provinsi Banten. Bayangkan saja apabila kami menyusuri seluruh pantai mulai dari Pantai Utara Kabupaten Tangerang ke arah Barat menuju Pantai Utara di Kabupaten Serang lalu menuju Anyer dan seterusnya sampai terakhir ke pantai-pantai di wilayah Selatan Kabupaten Lebak. Seminggu pun saya kira tidak cukup apabila kita harus singgah di setiap pantai yang ada.

Komentar

Posting Komentar