Perjalanan ke Garut itu kami buat beda rute berangkat dan pulangnya. Rute berangkat Jakarta - Cileunyi - Nagrek - Garut - Cikolet - Pamengpeuk - Pantai Santolo dan rute pulangnya Pantai Rancabuaya - Cisewu - Talegong - Pangalengan - Bandung - Jakarta. Rute Garut - Pamengpeuk melewati jalan yang berada di punggung bukit. Jalanan berliku-liku dan naik turun. Ada kebun teh di rute Garut - Pamengpeuk itu tetapi karena kami melewatinya saat dini hari, keindahan kebun teh itu tidak dapat kami nikmati. Rute Rancabuaya - Cisewu - Talegong - Pangalengan ternyata lebih menantang dan mendebarkan jantung daripada rute Garut - Pamengpeuk. Kebetulan di rute perbukitan itu, Kang Kombor yang menyetir mobil. Rute Rancabuaya - Pangalengan itu rute terkestrim yang pernah Kang Kombor lewati.
Sawah teras sering di Kabupaten Garut (Dok/Triono) |
Kami berangkat dari Jakarta pada 20:30 WIB. Tiba di Garut pukul 03:00 WIB tetapi kami tidak istirahat dan langsung melanjutkan perjalanan ke Pamengpeuk. Sampai di Pantai Santolo sekitar pukul 6 pagi. Triono dan Mas Agus berburu foto gerhana matahari sebagian sedangkan Kang Kombor memilih tidur karena semalaman belum tidur. Mata perih minta dipejamkan barang sejenak.
Kira-kira 07:30 WIB Kang Kombor bergabung dengan Triono dan Mas Agus yang masih memburu gerhana matahari sebagian. Karena Kang Kombor tidak memiliki peralatan kamera yang bisa dipakai memotret matahari, Kang Kombor pun memilih melihat-lihat pemandangan Pantai Santolo. Pantai Santolo memiliki hamparan pasir putih yang panjang. Pantai Santolo itu berupa teluk. Kebetulan kemarin ada beberapa pengunjung pantai yang sedang bermain-main air sehingga Pantai Santolo tidak kelihatan sepi.
Pengunjung Pantai Santolo, Pamengpeuk, Garut |
Harus menyeberang ke obyek wisata Pantai Santolo yang ada gerbangnya |
Dari Pantai Santolo kami menuju ke Pantai Rancabuaya menyusuri jalan di pesisir Selatan Kabupaten Garut. Pemandangan ke arah pantai maupun ke arah perbukitan sangat indah. Walaupun sambil berkendara, kami sangat menikmati pemandangan yang kami lewati.
Pemandangan di salah satu titik antara Pantai Santolo dengan Pantai Rancabuaya |
Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut |
Pemandangan di Talegong, Garut |
Di salah satu lokasi di Talegong, setelah melewati Alun-Alun Talegong kami berhenti untuk istirahat dan menikmati pemandangan. Banyak warung makan di pinggir jalan yang bisa dipilih. Kami istirahat di sana sambil ngopi di sebuah warung. Kang Kombor melihat kabut mulai turun. Mula-mula tipis tetapi tidak lama kemudian kabut tebal sudah menyelimuti kami disertai dengan hujan. Jarak pandang sempat hanya sekitar 10 meter saja. Untunglah tidak sengaja kami memutuskan untuk beristirahat pada saat kabut tebal menyelimuti perbukitan di rute yang harus kami lalui.
Saat kabut mulai menipis kami melanjutkan perjalanan. Banyak pemandangan indah yang kami lewati. Ternyata, kabut tidak hanya turun di area di mana kami beristirahat. Saat kami menuju Pangalengan, banyak juga area berkabut yang kami lewati dengan jarak pandang yang pendek sehingga kami harus ekstra hati-hati dalam berkendara.
Oh ya, saat istirahat itu, Kang Kombor sempat merekam suasana jalan di punggung bukit di Talegong itu. Silakan putar video di bawah ini.
Setelah melewati perkebunan teh di Pangalengan, kami mampir di Kopi Luwak Malabar yang berada di bawah kebun teh Malabar. Kami semua memesan kopi yang sama yaitu kopi luwak karena kami ingin dapat menikmati kopi luwak langsung dari sumbernya. Di Kopi Luwak Malabar ini dipelihara belasan ekor luwak yang memakan kopi yang menjadi bahan untuk membuat kopi luwak. Alhamdulillah kami dapat mampir di Kopi Luwak Malabar itu karena melihat plang Kopi Luwak Malabar di jalan menuju Banjaran, Bandung.
Walaupun perjalanan singkat, Tour de Garut itu benar-benar Kang Kombor nikmati. Tidak ada salahnya Kawan-Kawan jalan-jalan seperti yang kami lakukan.
Komentar
Posting Komentar