Hak Asasi itu Iyyaka na’budu wa iyyaka nastain

Dalam acara Todays Dialogue tadi malam, dengan tamu Achmad Fauzie anggota DPR dari Partai Demokrat dan Sumarsih (wakil keluarga korban Trisakti Semanggi I dan II) dan pemandunya Najwa Shihab, ada pernyataan bodoh yang keluar dari mulut anggota DPR yang terhormat itu, yaitu:
"Hak Asasi Manusia itu dalam Islam telah jelas, yaitu Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin."

Saya bilang bodoh karena orang ini menyangkut-nyangkutkan hak asasi manusia dengan ayat kelima surat Al-Fatihah yang terjemahannya kira-kira: KepadaMU-lah aku beribadah dan kepadaMU-lah aku mohon pertolongan.

Mana ada hak asasi kok isinya seperti itu. Memangnya Islam mengenal konsep HAM?
Pernyataan kedua yang sangat bodoh keluar dari anggota DPR dari Partai Demokrat itu berkaitan dengan para korban Trisakti, Semanggi I dan II:
"Semua itu sudah menjadi sejarah. Marilah semua peristiwa buruk di masa lalu itu kita terima dengan ikhlas karena toh mereka yang sudah mati tidak akan hidup kembali. Mereka yang sudah mati itu bisa diangkat sebagai pahlawan demokrasi dengan dianugerahi bintang Mahaputra."
Pernyataan itu, menurutnya adalah pernyataan pribadi. Padahal, dia diundang ke acara itu sebagai anggota DPR dari partai Demokrat.

Tentunya kita semua tahu bahwa DPR periode lalu telah menyatakan kasus Trisakti, Semanggi I dan II bukan merupakan pelanggaran HAM berat. Yah... begitulah kalau orang-orang sudah berkuasa, mau sepuluh juta rakyat mati ditembaki tentara, mereka akan bilang tidak ada pelanggaran berat yang terjadi.

Kurang contoh? Tengoklah Megawati Soekarnoputri yang dibela wong cilik hingga terjadi peristiwa 27 Juli yang terkenal itu. Ketika berkuasa, Megawati tidak menuntaskan kasus itu dan melupakan darah wong cilik yang dia selalu gunakan namanya untuk kampanye. Sekarang, Megawati pun akan jualan nama wong cilik lagi untuk maju ke gelanggang pemilihan 2009. Benar-benar nggak tahu malu.

DPR benar-benar Dhemit Penghisap Rakyat.

Komentar

  1. Kasihan wong cilik. Saat dibutuhkan, mereka disubyo-subyo. Saat tujuan tercapai, boro-boro ingat. Dasar wong licik

    BalasHapus
  2. Duh yang kecilmah tetep aja jadi korban

    BalasHapus
  3. no koment, saya bingung mau ngasih koment.

    BalasHapus
  4. udah gak heran lagi klo wong cilik buat kalah2 an

    BalasHapus
  5. udah gak heran lagi klo wong cilik jadi kalah2 an

    BalasHapus
  6. Sayang sekali saya gak nonton.
    maksud anggota DPR tersebut apa ya ?
    jangan-jangan ijtihad al ngawuri :((

    BalasHapus
  7. @Kang Dee:
    Namanya juga wong cilik, gak dianggep. Cuma buat ganjel.

    @Kang Guru:
    Gajah bertarung sama gajah, pelanduk mati di tengah-tengah.

    @Kang Ndaru:
    Lah... itu sudah komen.

    @Mbak Kenny:
    Namanya juga hukum rimba di sebuah negara bernama Republik Indonesia. Negara modern berhukum pra sejarah.

    @Cak Moko:
    Wis, pokoke anggota DPR itu bikin dada mendhokol, Cak.

    BalasHapus
  8. sayangnya pas nggak nonton juga ya... bukan ijtihad alngawuri Cak Moki... tapi tafsir asal njeplaki... he he he asal njeplak... yang saya sayangkan kok pakek dalil Al-Qur'an... isin tenan mas podho wong Islame..

    BalasHapus
  9. aku heran, aku heran, yang salah kok dibenarkan..aku heran, heran, yang benar kok disalahkan...perahu negeriku perahu bangsaku..oopss..hehehe numpang nyanyi Kang.

    BalasHapus
  10. ada kok deklarasi hak asasi manusia buat muslim. silakan liat ke sini kang
    http://en.wikipedia.org/wiki/Cairo_Declaration_on_Human_Rights_in_Islam

    BalasHapus
  11. ora ngartos pak, tapi kelewatan juga kalo nganggap korban trisakti angin lalu...

    Dalam Islam ada kok hak manusia, hak alam, Hak Allah...

    BalasHapus
  12. Hehehehe dhemit kok seneng dhuwit ya kang.

    BalasHapus

Posting Komentar