Rumah Mohzahri di Temanggung Siapa Yang Akan Mengganti?

Rumah Mohzahri

Drama penggrebegan gerombolan teroris Noordin M Top di Desa Beji, Kelurahan Kedu, Kecamatan Kedu,Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah sudah berakhir pada Sabtu, 8 Agustus 2009, siang.
Rumah Mohzahri yang dikepung selama 18 jam itu ternyata hanya berisi satu orang saja, tidak seperti yang dilaporkan oleh reporter Breaking News MetroTV bahwa di dalam rumah tersebut diduga terdapat empat orang, tiga dewasa dan satu anak.

Rumah Mohzahri, seorang guru yang sudah tua, diledakkan dengan low explossive bomb beberapa kali. Di bagian atapnya, di pintu utama dan di dalam rumah. Selain itu, rumah itu juga diberondong dengan peluru polisi dari Densus 88 yang mengepung. Akibatnya, rumah kecil di bawah bukit itu menjadi rusak parah.

Siapakah yang akan memperbaiki rumah tersebut?


Warga Beji sudah siap untuk bergotong royong memperbaiki rumah Mohzahri. Kebersamaan mereka masih tinggi. Mereka sepertinya yakin bahwa Mohzahri tidak terlibat dengan jaringan teroris Noordin M Top sehingga mereka merasa wajib untuk membantu memperbaiki rumah Mohzahri.

Dalam sebuah wawancara di TVOne, istri Mohzahri menangis mengungkapkan kerusakan yang terjadi pada rumahnya yang itu. Atap bolong, pintu hancur, jendela hancur dan dinding yang berlubang-lubang diberondong peluru polisi. Istri Mohzahri tidak dapat membayangkan bagaimana ia akan memperbaiki rumah tersebut.

Walau bagaimana pun, Kepolisian Republik Indonesia harus membantu memperbaiki rumah tersebut. Bahwa di dalam rumah tersebut bersembunyi teroris, itu adalah satu hal. Fakta lainnya sudah jelas bahwa rumah tersebut rusak parah akibat penggerebekan yang dilakukan oleh polisi. Dengan hanya ada satu orang saja di dalam rumah tersebut, semestinya kerusakan rumah Mohzahri dapat diminimalisir. Masa iya, menggrebek satu orang saja sampai merusakkan rumah tersebut sampai sedemikian parah.

Memang terdapat dugaan bahwa di dalam rumah, ada Noordin M Top yang melilit badannya dengan bom. Akan tetapi, apakah dugaan tersebut sudah dipastikan? Karena saya tidak berada di tempat itu, saya tidak tahu apakah polisi sudah menawarkan kepada teroris yang bersembunyi di dalam rumah untuk menyerah saja. Namun, mengikuti Breaking News MetroTV sejak Sabtu subuh, tidak dilaporkan adanya peringatan dari polisi untuk menyerah. Peringatan yang disampaikan dengan menggunakan megaphone baik portable maupun yang terdapat pada mobil polisi.

Saat menyaksikan polisi dari atas bukit memberondong dinding (mungkin dinding kamar mandi) rumah Mohzahri, saya melihat sebuah kegiatan menghambur-hamburkan peluru sedangkan dari dalam rumah tidak nampak ada tembakan balasan.

Kini, yang tertinggal dari usaha penggrebekan Noordin M Top itu adalah rumah Mohzahri yang rusak. Siapakah yang akan bertanggung jawab untuk memperbaiki rumah tersebut? Apakah polisi, ataukah Noordin M Top?

Komentar

Posting Komentar