Tips Cara Mengawetkan Kayu Pohon Kelapa atau Glugu


Halo Kawan-Kawan, selamat bermalam Selasa. Kali ini Kang Kombor ingin bercerita mengenai cara mengawetkan kayu pohon kelapa. Kayu dari batang pohon kelapa dalam Bahasa Jawa disebut glugu. Jadi, cerita ini juga bisa berarti cara mengawetkan glugu.

Apabila Kawan-Kawan melewati jalan utama di Daerah Istimewa Yogyakarta, kadang-kadang Kawan-Kawan akan menemukan toko yang memajang tulisan "Jual Glugu Sulawesi", "Jual Glugu Super" atau sekedar "Jual Glugu". Untuk informasi Kawan-Kawan, di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah, kayu batang pohon kelapa atau glugu dipergunakan untuk rangka atap dalam konstruksi rumah. Zaman dulu, waktu kayu jati masih mudah ditemukan dan harganya tidak mahal, rumah orang Jawa banyak yang mempergunakan kayu jati baik sebagai tiang, blandar, usuk, reng, dinding dan bahkan untuk membuat furnitur. Namun, sejak kayu jati mulai langka dan mahal, orang-orang Jawa mulai beralih ke kayu-kayu yang lain dan salah satunya adalah kayu batang pohon kelapa atau glugu. Untuk enaknya, Kang Kombor nanti akan menggunakan "glugu" untuk menyebut kayu batang pohon kelapa. Akur?

Baiklah kalau akur. Mari kita teruskan.


Cara Mengawetkan Glugu a la Orang Desa

Kang Kombor perlu menyebutkan bahwa cara mengawetkan glugu ini adalah a la orang desa, terutama di desa tempat Kang Kombor tinggal saat ini. Apabila Kawan-Kawan ingin mendapatkan cara pengawetan kayu a la Badan Standardisasi Nasional, silakan download papernya di sini.

Mengawetkan glugu a la orang desa ada sedikitnya 3 cara, yaitu:
  1. Merendam glugu dalam jangka waktu tertentu, bisa satu sampai tiga bulan
  2. Mengolesi glugu dengan campuran solar dan oli bekas
  3. Menggunakan bahan kimia pengawet kayu
Nah, kali ini Kang Kombor akan bercerita tentang cara mengawetkan glugu dengan mengoleskan campuran solar dan oli bekas. Kang Kombor menceritakan ini karena Kang Kombor baru melakukan pengawetan glugu dengan cara ini. Ada pun, pengawetan yang Kang Kombor maksud di sini adalah mencegah glugu dirusak oleh serangga yang suka melubangi glugu baik teter atau pun bubuk. Serangga penyebab teter berbeda dari serangga penyebab bubuk. Teter berupa butiran glugu dengan ukuran kira-kira sebesar biji bayam sedangkan bubuk lebih lembut lagi seperti debu. Karena ukurannya yang lembut itulah maka disebut bubuk.

Langkah untuk mengawetkan glugu menggunakan campuran solar dan oli bekas adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan campuran solar dan oli bekas dengan perbandingan solar : oli bekas sebanyak 5 : 1
  2. Siapkan kuas untuk mengoleskan cairan pengawet ke permukaan glugu atau menggunakan talang plastik/talang U
  3. Oleskan cairan pengawet pada glugu dengan kuas atau rendam glugu ke dalam cairan pengawet dengan talang plastik dengan cara memutar agar seluruh permukaan rata terkena cairan pengawet
  4. Tiriskan kayu yang telah diolesi/direndam cairan dengan cara menyandarkan secara hampir tegak (jangan direbahkan)
  5. Setelah kering, proses dapat diulang sampai 3 kali
Glugu yang akan dipakai dapat dihaluskan dulu (dipasah) atau pun tidak, bergantung pada selera pemakai. Kang Kombor sendiri menghaluskan permukaan glugu karena Kang Kombor belum berencana untuk memasang plafon. Dengan dipasah, permukaan glugu tentu akan terlihat lebih rapi. Apabila glugu akan dihaluskan, pengolesan/perendaman glugu dilakukan setelah dihaluskan. Jangan setelah diolesi cairan pengawet baru dihaluskan karena akan menghilangkan selaput cairan pengawet pada permukaan glugu itu nantinya.

Pengawetan glugu dengan cara ini dipercaya akan mampu memperpanjang umur pakai glugu sampai dua kali umur pakai apabila glugu tidak diolesi solar dan oli bekas sama sekali.

Berikut foto-foto glugu dan peralatan yang Kang Kombor pergunakan untuk mengawetkan glugu itu:

glugu yang belum dihaluskan
glugu yang sudah dihaluskan dan siap direndam cairan pengawet
glugu yang sudah direndam cairan solar dan oli ditiriskan dengan posisi tegak
talang plastik dan kuas yang digunakan untuk merendam/mengolesi glugu
Nah, apabila nanti Kawan-Kawan membangun rumah dan karena anggaran hanya bisa menggunakan glugu, bukan bangkirai atau kayu jati seperti Kang Kombor, Kawan-Kawan sudah punya satu cara untuk mengawetkan glugu itu. Cara ini sudah banyak dipakai oleh orang-orang desa dan dapat mencegah glugu dirusak oleh serangga perusak glugu.

Komentar

  1. Info yang menarik,bermanfaat dan jarang lho yang mau posting yang bisa berguna dan bisa langsung dipraktekkan oleh masyarakat luas.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Matur nuwun kang, iki uga oleh glugu apik tur murah neng wetan pasar imogiri

      Hapus
  3. @MbaheAriel:
    Terimakasih, Mbah. Beberapa kiriman di blog ini ada yang memang bisa langsung dipraktekkan kok, karena berisi hal-hal yang sederhana dan tidak dibuat njlimet.

    @Suryaden:
    Alhamdulillaah ana tangga sing dakkon nggolekke lan oleh glugu sing lumayan apik. Ning merga glugu ya tetep daksolari ben tambah awet.

    BalasHapus
  4. Weh..
    sida mbangun desa tenanik...

    ndherek mangayubagya wis kang, nyayekti sakaguru tumrap nagari...

    BalasHapus
  5. 2012 tinggal satu setengah bulan lagi Maztrie... Mari mbangun desa.

    BalasHapus
  6. infonya sangat ber manfaat sekali.
    lumayan buat tambah tambah ilmu saya.
    terimakasih dan salam kenal.

    BalasHapus
  7. sy sbg org teknik jadi tambah masukan ini mas,, trims,, nice share

    BalasHapus
  8. oh iya mas skalian sy izin follow,,salam persahabatan

    BalasHapus
  9. Obat Penyakit Gagal Ginjal: Terimakasih dan salam kenal kembali.

    Al Kahfi: Sama-sama, Mas. Pengetahuan soal solar dan oli itu mungkin tidak ditemukan di kampus dulu yah... Oh ya, saya sudah follow back ya.

    BalasHapus
  10. setahu saya, biasanya banyak orang yang mengawetkan glugu dengan campuran oli atau solar. mungkin ini untuk melindungi dari rayap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain rayap juga serangga pemakan kayu lainnya. Orang jawa ada yang menyebut bubuk.

      Hapus
  11. yang pakai bahan kimia apa bos ? ini lagi mau bangun rumah juga apakai glugu.
    nuwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau yang pakai bahan kimia biasanya yang anti rayap atau serangga pemakan kayu lainnya.

      Hapus
  12. mksh untk tipsnya, kebetulan saya mau pasang atap menggunakan glugu.

    BalasHapus
  13. trims atas infox kang kebetulan saya lg membangun rumah menggunakan kayu yg kebetulan jg menggunakan batang pohon kelapa n skalian mohon izin untuk follow

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, mas. terimakasih sudah berkenan follow.

      Hapus
  14. Kalau glugu sudah terlanjur terpasang klu dipaksakan diolesi atau disemprot pakai anti rayap ada gunanya nggak kang kombor ? Lam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu ada gunanya. dibanding yang tidak diberi perlakuan sama sekali, yang diberi perlakuan akan lebih baik.

      Hapus

  15. Alhamdulillaah, pas tenan mau ngusuk-i and -nge-reng-i, Kang. Syukran.... ashli bermanfaat...

    BalasHapus
  16. klo di sleman yg jual glugu sdh di kasi ramuan diatas dmn mas bro..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak ada, gan. semua glulu yang dijual belum ada yang diberi pengawet.

      Hapus
  17. makasih info yang sangat berguna , maaf mas mau tanya kayu glugu yang habis di potong kemudian di jadikan papan sering keluar jamurnya pas di jemur ... ada solusi mas buat menghilangkan jamurnya? suwun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, kalau yang itu saya belum punya pengetahuannya. mohon maaf.

      Hapus
  18. Trims tipsnya kang.... Sy berencana mengganti blandar,usuk,dan reng dengan glugu ini.Pertanyaan sy kira2 berapa umur pakai setelah glugu ditreatmen dg cara ini....karena glugu sekarang jg lumayan mahal...trim sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sendiri memperkirakan bisa tahan sampai 15 tahun

      Hapus
  19. maaf kang kombor, saya ada rencana mengganti kayu atap yang sebagian , terutama kuda2 mulai keserang rayap, apakah penggunaan kayu glugu + perlakuan seperti di tips sampean diatas bisa digunakan untuk kuda-kuda atap?terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. glugu yang saya pakai baik blandar (balok 8cm x 12cm) maupun usuk (kaso) saya beri perlakuan yang sama. akan tetapi, apabila ingin memperoleh hasil yang lebih baik guna menghindarkan dari rayap, akan lebih baik apabila diberi perlakuan anti rayap.

      Hapus
  20. bagaimana jika dalam memilih kayu untuk atap rumah memakai kayu jati dan glugu yang saling diacak? kata orang jawa nggak baik. apa maksud bggak baik? bagi yang tahu tolong jelasik dong ...!

    BalasHapus
    Balasan
    1. orang jawa itu memang punya nilai-nilai yang luhur yang kadang untuk memahaminya kita harus mencoba melakukan penalaran.

      untuk kasus bapak, jati dan glugu daya tahannya beda. jati tentu lebih awet. apabila dicampur, maka bapak harus membongkar seluruh atap apabila glugu sudah waktunya diganti. ada baiknya dibuat zonasi, mana yang pakai jati dan mana yang pakai glugu sehingga ketika glugu harus diganti, yang dibongkar hanya zona glugu saja.

      itu sedikit menurut pemahaman saya, pak. terimakasih sudah berkunjung.

      Hapus
  21. Salam kenal kang,aku rencana mau bikin perabot dr glugu hasil nebang dr kebun sendiri,baiknya hanya pake solar oli aja atau ada tambahan tritmen. Dan apakah dng solar oli juga vs mencegah glugu pecah serat? .Matur suwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau untuk perabot sebaiknya memakai tritmen pengawetan modern, mas. bau solar nanti perabotnya :D

      Hapus
  22. Salam kenal kang,aku rencana mau bikin perabot dr glugu hasil nebang dr kebun sendiri,baiknya hanya pake solar oli aja atau ada tambahan tritmen. Dan apakah dng solar oli juga vs mencegah glugu pecah serat? .Matur suwun

    BalasHapus
  23. kebtlan saya juga mau pakai glugu untuk usuk ...perlu di coba kang .. mtrnwon info nya

    BalasHapus
  24. informasi yang sangat menarik bung, nah, kira- kira kalo untuk pohon sagu yang biasanya diambil sari patinya, apakah dapat diawetkan juga seperti pohon kelapa, karna pohon kelapa dan sagukan masih keluarga palem- paleman..?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya kira bisa diberi perlakuan sama antara glugu, pohon sagu atau pohon aren

      Hapus
  25. oke mas bro tambah pengetahuan ni tentang bagaimana mengawetkan kayu

    BalasHapus
  26. mo nanya neh om, kemaren sy bikin rumah dengan menggunakan reng kayu biasa dah diolesin oli tapi ko masih tetep keluar bubuk, giman ya om cara penangannya biar ga meluas. trims

    BalasHapus
  27. siip kang infone..... coba tank jajale.

    tukangtamanminimalis.com

    BalasHapus
  28. tlng advis donh kang, kalo batang kayu pohon kamboja yg habis ditebang, batang kayu masih bulat/utuh..gimana cara awetinnya, batang kayu pohon kamboja itu bergetah kang..
    Mksh ya

    BalasHapus
  29. Hii...thankfulness post helped remind me of my ability to evaluate while others do not take advantage of this gift..

    BalasHapus
  30. Trimakasih artikelnya mas, sangat membantu dan bermanfaat.

    BalasHapus
  31. bukannya pohon kelapa memang awet dan bisa tahan lama, kenapa mesti harus di awetkan lagi?

    BalasHapus
  32. This is a good site! come on and join with us!

    BalasHapus
  33. Thanks for sharing, I feel about it and love learning more on this topic.

    BalasHapus
  34. Thanks for sharing, I feel about it and love learning more on this topic.

    BalasHapus
  35. Thank you for the report. I have read through it and find that it is written well and answers the question posed.

    BalasHapus
  36. Pengawetan untuk kayu kepala dengan cara lama, tetapi masih menjadi alternatif dan favorit. Terima kasih untuk toturial yang sangat bermanfaat ini

    BalasHapus
  37. This unique blog is really awesome and also factual. I have found helluva interesting tips out of this source. I ad love to return over and over again. Cheers!

    BalasHapus
  38. Mathurnuwun sampun kerso beebagi ilmu pengalaman. Srmiga tambah berkah

    BalasHapus

Posting Komentar