Indonesia Membutuhkan MBT

Beberapa hari ini kita membaca berita mengenai Komisi I DPR yang menolak rencana pembelian Main Battle Tank (MBT) Leopard bekas Belanda. Alasannya macam-macam. Di antaranya adalah MBT tidak cocok untuk Indonesia yang negara kepulauan dan kontur daratan Indonesia yang berawa. Teguh Juwarno dari Fraksi PAN, misalnya, kebanyakan jembatan di Indonesia hanya mampu dilewati kendaraan berbobot 40 ton sehingga MBT yang berbobot 62 ton tidak akan bisa lewat.

Hmm... Kata siapa?


Bahkan truk tronton yang berbobot 80 ton pun diijinkan lewat di jembatan kita. Masa MBT yang hanya 62 ton tidak?

Adalah pernyataan yang kurang pandai apabila mengatakan wajar Malaysia memiliki MBT karena daratan mereka cocok untuk MBT. Kata siapa? Semenanjung Malaysia keadaan geografisnya tidak berbeda jauh dari Sumatra. Bahkan, Sumatra lebih luas daripada Semenanjung Malaysia. Sabah dan Serawak tidak ada bedanya dengan Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Inggris adalah negara kepulauan tetapi negara itu merupakan produsen dan pemakai MBT terbanyak di dunia. Jepang juga sebuah negara kepulauan yang luasnya lebih kecil dari Indonesia tetapi Negara Matahari Terbit itu juga memiliki dan mengembangkan MBT.

Bahkan, Singapura yang hanya sebuah pulau begitu membanggakan MBT yang mereka punyai.
Komisi I DPR yang menolak pengadaan MBT sebaiknya belajar lebih banyak lagi. Atau, belajar membuat alasan yang tidak mudah dipatahkan. Dari berbagai macam alasan yang dikemukakan oleh Komisi I DPR, kita dengan mudah memberikan kontra argumen yang memiliki dasar daripada alasan yang mereka kemukakan.

MBT akan memberikan efek penggentar bagi calon agresor potensial di sekitar kita. Jangan pernah menganggap bahwa semua tetangga akan selalu manis dan tidak akan menyerang kita. Dunia ini tidak pernah berhenti berperang. Hanya saja, sejak perang mempertahankan kemerdekaan, wilayah kita memang belum pernah dijadikan ajang pertempuran lagi. Namun, kita tidak boleh terbuai dengan hal itu. Apabila hendak menciptakan suasana damai, kita harus siap berperang.

Tidak percaya? Silakan tengok di negara-negara yang berperang di mana untuk menjaga perdamaian pun dibutuhkan kekuatan militer bernama peacekeeping force.

Kita perlu MBT dan Komisi I DPR tidak boleh menolak dengan alasan-alasan yang lemah seperti yang telah dikemukakan itu. DPR jangan menjadi agen asing untuk menghalang-halangi Indonesia untuk menjadi kuat.

Bacaan terkait: http://www.tandef.net/benarkah-indonesia-tidak-butuh-main-battle-tank-mbt

Komentar

  1. Lagu lama yah ini Kang, pengadaan alutsista kita selalu mentok di anggota DPR yang sok pinter. Alasan soal nggak cocok dengan kontur geografis, inget perdebatan antara umat amblesiyah dan non amblesiyah soal MBT ambles ato nggak melahap tanah kita di forum militer Kaskus.

    Padahal beli Alutsista bukan sekedar buat berperang tapi seperti Kang Kombor bilang, tetangga sebelah gentar dan nggak berani macam-macam. Padahal presiden berpipi gendut tentara lho.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Presiden sadar kebutuhan alutsista tetapi DPR yang benar-benar tidak paham arti pertahanan negara. MBT negara tetangga mau dihadapi dengan tank ringan? Hahaha... ya jelas beda kelas lah. Light Tank begitu ketemu MBT rontok semua.

      Itulah kalau Anggota DPR nggak sadar pertahanan. Dipikirnya diplomasi tanpa dibekingi angkatan perang yang kuat para negosiatornya dihargai? Ya pasti dipandang sebelah mata lah. Karena kekuatan pertahanan kita lemah, negara tetangga saja selalu melecehkan kita.

      Hapus
  2. Kadang alasan-alasan yg dikemukan para anggota dewan - bagi saya bukan yang terhormat karena dia adalah wakil saya - kadang tidak logis dan terkesan di buat-buat. Aku kadang masih ingin ketawa bila menyaksikan ekspresi "kaget" Marzuki Ali yg kelihatan sekali di buat-buat, Masak setiap hari di gedung DPR mengaku tdk tau org bangun Apa?

    Kembali ke soal MBT, saya kira perlu, tp jika Indonesia bisa memproduksi sendiri Alustista nya, alangkah lebih bagus nya. Tapi pertanyaan saya, "kenapa yang bekas? yang baru saja sekalian"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga penginnya Indonesia beli yang baru atau produksi sendiri. Akan tetapi, anggaran beli baru pasti mentah juga di DPR yang tidak sadar pertahanan nasional dan tidak sadar kepentingan nasional.

      Untuk bikin alutsista sendiri, ingat Bro, industri strategis kita telah pada ditutup oleh pemerintahan pasca reformasi. Menyedihkan memang...

      Hapus
  3. Balasan
    1. Ya. Masalah klasik dan lagi-lagi yang bikin jengkel itu DPR!

      Hapus
  4. Mereka itu sebearnya pinter apa bodo sih kang, argumen yang mereka berikan seperti memperlihatkan kebodohan mereka, dan yang lebih bodoh lagi itu Marzuki Ali, seperti yang Lalu Abdul Aziz bilang masa gak tahu menahu soal apa kerjaan dia, lho, emangnya selam ini dia ngapain, koma?
    tapi tengsin juga dia saat wartawan tetep maksa minta penjelasan, akhirnya ada yang kontak sama ahli dan ahli itu bilang "cuma orang bodoh yg gak tahu apa kerjaan di" haha, puas..puas..;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagipula, masak Ketua DPR nggak melihat anggaran yang dimiliki DPR. Mestinya sebagai Ketua DPR itu ya melihat dong, anggaran yang akan dikeluarkan di lembaga yang dipimpinnya itu berapa besarnya dan akan dipergunakan untuk apa saja...

      Ibarat kita jadi Presiden Direktur, masa kita nggak tahu tahun ini kita akan mengeluarkan biaya berapa besar untuk perusahaan kita dan untuk apa saja posnya.

      Hapus
    2. berarti setuju dong kalau orang kaya gitu gak di pake, bingung saya , orang rusak kok dipake, hehe ;)

      Hapus
    3. Tapi kan partai yang dapat suara 20% waktu pemilu 2009 masih mau pakai...

      Hapus
  5. Kalo DPR ya teteup bilang gak butuh MBT lahh, persetan itu perbatasan pun pulau terluar...
    Wong Marzuki Alay aja ngliat bencana Mentawai malah nyalahin rakyatnya jee, "Suruh siapa tinggal dipulau, dah ketahuan akan ada tsunaminya"
    blahhhh, blaik tenan taa..?

    Yaaah, begitulah tabiat mereka, makanya pantes banget kal ngehargain pantat dan jamban mereka itu mahal, lebih mahal dari mulutnya...

    #mbangunjambanBanggar #sengitaku ehhh.. hihii mangap kangg lapake tak nggo lahan apatisan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, ora papa. Wong DPR nggon dhewe ki ya aneh kok. Gawe website larang-larang ning awake dhewe ora isa kirim pesan kanggo anggota DPR via website DPR. Mula nek awakmu apatisan neng kene ya aku maklum.

      Hapus
  6. Silakan layangkan gugatan dan petisi Anda ke email resmi DPR Republik Indonesia. Ups...punya email official gak sih? #LOL

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mestinya DPR memfasilitasi diri dengan sebuah halaman profil Anggota Dewan di mana di halaman itu juga ada formulir untuk kirim pesan kepada mereka.

      Untuk Fraksi dan Komisi juga perlu dibuatkan sehingga kita juga bisa kirim pesan kepada fraksi dan komisi mengenai kepedulian kita.

      Hapus
  7. sesungguhnya ini bisa menjadi bagian dari strategi ketahanan nasional, mas arif. sayangnya, negeri kita sudah biasa berwacana dan main retorika. perkara sing cilik dibesar-besarkan, perkara yang besar disepelekan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya betul, Pak, di antara Malaysia, Singapura dan Thailand, hanya Indonesia yang tidak punya MBT.

      Kalau dikatakan kontur tanah Indonesia nggak cocok karena banyak rawa, apa yang mau anggota DPR itu bilang terhadap Singapura yang hanya sebuah pulau kecil? Jangankan nembak 6 km. Nembak 1 km saja sudah sulit kali di sana...

      Hapus
  8. biasa kang, eman-eman kalau duitnya dipakek buat beli MBT, mending buat jajan sendiri :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jajan mobil mewah ya? Duit trilyunan je buat jajan...

      Hapus

Posting Komentar