![]() |
Rupiah - Dolar AS |
Sebelum memutuskan untuk senang atau sedih marilah kita baca hal-hal berikut sebagai bahan pertimbangan.
Harga Barang Impor Lebih Murah
Kuatnya nilai rupiah akan membuat harga barang impor lebih murah, dengan asumsi harga barang dalam USD tidak naik.
Saat kurs Rupiah menguat, harga barang impor menjadi lebih murah |
Ilustrasinya begini:
Misal harga sebuah laptop USD1000. Pada saat kurs USD1 = IDR9000 harga laptop itu dalam Rupiah adalah Rp9000000. Nah, pada saat kurs USD1 = IDR8800 harga laptop dalam Rupiah menjadi Rp8800000. Ada selisih kurs sekitar Rp200000. Pembeli laptop tentu senang.
Harga produk elektronik dan semua barang impor lainnya mestinya menjadi lebih murah kecuali pedagang barang elektronik atau barang impor lainnya tidak mau menurunkan harga dalam Rupiah yang mereka pasang.
Penguatan nilai tukar Rupiah ini juga membuat pabrikan yang mengandalkan bahan baku impor bisa mendapatkan bahan baku dengan (relatif) lebih murah. Mestinya mereka menjadi gembira.
Harga Barang Ekspor Menjadi Mahal
Di sisi lain, menguatnya nilai Rupiah membuat harga barang ekspor kita di negara tujuan ekspor menjadi (relatif) lebih mahal. Para eksportir, baik barang industri, barang kerajinan maupun barang lain yang harganya dipatok pada Rupiah menjadi lebih mahal. Dalam keadaan Rupiah menguat para pembeli produk ekspor kita akan mengalami kenaikan harga barang.
Saat kurs rupiah menguat, di negara tujuan ekspor harga barang ekspor kita menjadi lebih mahal |
Ilustrasinya sebagai berikut:
Kang Kombor mengekspor benda seni senilai Rp9000000. Pada saat nilai tukar USD1 = IDR9000 pembeli di Amerika Serikat dapat membeli benda seni Kang Kombor seharga USD1000. Akan tetapi, saat nilai tukar USD1 = IDR8800, harga benda seni Kang Kombor di Amerika Serikat menjadi USD1022,73. Pembeli di Amerika Serikan akan mendapati benda seni Kang Kombor menjadi (relatif) lebih mahal. Pada saat nilai tukar Rupiah menguat biasanya ekspor seret karena pembeli di luar negeri menahan pembelian mereka.
Pendapatan Pebisnis Daring
Pebisnis daring yang memperoleh pendapatan berupa USD juga akan mengalami penurunan pendapatan yang semata-mata diakibatkan oleh selisih nilai tukar, apabila pendapatan daringnya dicairkan saat ini. Untuk yang terakhir ini tidak usah diberi ilustrasi. Cukup mengubah harga pada ilustrasi barang impor menjadi pendapatan maka gambaran penurunan pendapatan para pebisnis daring sudah bisa terbayang.
Senang atau Sedih?
Nah, apabila nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat, kita mesti senang atau sedih? Silakan Kawan-Kawan simpulkan sendiri. Kawan-Kawan mau jadi eksportir, pembeli barang impor atau menjadi pebisnis daring. Masing-masing tentu beda kesannya terhadap penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS itu.
sobat ku
BalasHapusmakasih ya atas postingnya
sangat bermanfaat,,
kunjungi jg bahan bacaan saya :
jurnal
ekonomi andalas
Salam Mas Harly. Saya sudah berkunjung ke Jurnal Ekonomi Andalas. Banyak sekali bahan bermanfaat di sana. Insya' Allah nanti akan saya kunjungi lagi.
BalasHapusthanks to informasion is good...!!!
BalasHapusNice info. Thanks for sharing.
BalasHapus