Boleh nggak boleh, judulnya sudah Kang Kombor bikin seperti itu dan Kawan-Kawan nggak boleh protes.
Jadi begini, Kawan-Kawan. Tadi pagi pukul setengah sembilan, Kang Kombor dan Yu Kombor berangkat jalan-jalan dengan tujuan Waduk Sermo. Kami berangkat mengendarai Si Ngorok yang pada hari Minggu sudah kami kendarai bertiga menuju Kaliurang.
Rute berangkat menuju Waduk Sermo melalui punggung Perbukitan Menoreh, melewati kawasan Gunung Kelir. Kami pilih rute ini karena kami kira Waduk Sermo lebih dekat apabila kami tempuh melalui rute ini. Hehehe, ternyata kami salah. Waduk Sermo lebih dekat apabila ditempuh melalui Wates. Selain itu, jalan menuju Waduk Sermo via Wates tidak seberliku-liku dan naik turun seperti jalur Gunung Kelir.
Eh, tetapi untuk penyuka touring pegunungan, rute menuju Waduk Sermo melalui kawasan Gunung Kelir itu justru sangat menarik dan menantang. Banyak tanjakan tinggi dan turunan dalam yang memiliki kemiringan lebih dari 30 derajad. Sepeda motor yang tidak prima mesinnya dijamin mogok deh melewati jalur ini...
Pukul 9:40 WIB kami tiba di Waduk Sermo melalui pintu samping, bukan pintu utama yang dari arah Wates. Kawasan Waduk Sermo terlihat sepi. Mungkin karena hari Selasa, bukan hari Minggu sehingga tidak ada remaja-remaji yang bermain ke Waduk Sermo.
Kami beristirahat sebentar di sebuah tempat yang disediakan untuk pengunjung Waduk Sermo. Sekedar melepas lelah karena telah berkendara menyusuri jalanan yang berliku-liku dan naik-turun di punggung Perbukitan Menoreh.
Waduk Sermo |
Mengingat waktu yang pendek karena harus menjemput Dhenok pulang sekolah, kami tidak lama berada di Waduk Sermo. Kami pun pulang melewati Wates. Rute pulang ini kami pilih karena kami ingin mencari jalan yang lebih datar atau setidaknya lebih landai daripada rute yang kami tempuh saat berangkat menuju Waduk Sermo. Selebihnya, kami ingin mengisi perut di Wates karena perut kami benar-benar keroncongan.
Tongseng dan Es Jeruk di Gule Sawah, Wates |
Di Wates kami makan di Gule Sawah di Jl. Tentara Pelajar. Kami pilih rumah makan ini karena rumah makan ini sangat ramai. Karena belum tahu enak atau tidak, mengikuti keramaian atau follow the crowd adalah yang terbaik buat kami. Gule Sawah ini memiliki menu gule, lelung alias gule balung dan tongseng. Gule bisa gule daging atau pun gule babat. Kami memilih tongseng dan es jeruk untuk mengisi perut kami yang lapar karena tidak diisi dengan sarapan.
Selesai makan kami langsung tancap gas menuju Sleman. Jalan Raya Wates - Yogya yang lebar dan tidak terlalu rami membuat kami dapat menempuh perjalanan Wates - Sleman dalam waktu 45 menit saja.
Hmm... sebuah perjalanan yang menyenangkan walaupun kami hanya membelanjakan waktu yang singkat dari pukul 8:30 pagi sampai pukul 12:30 siang.
Akang bisa saja....., tapi lumayan bang buat nambah informasi. Siapa tahu suatu saat ane bisa kesono. he..he..
BalasHapustak kiro mini solo touring ki yo lungo ke Solo, jebul ke Sermo.....
BalasHapusbtw, aku durung pernah tekan kono je Kang?
Wah dadikelingan waduk Gajah Mungkur :D
BalasHapusNice info. Thanks for sharing.
BalasHapus