KISAH HOROR: DIDATANGI MAKHLUK PENJAGA WANITA CANTIK

Kisah ini terjadi pada tahun 1993. Aku memiliki seorang teman yang menyukai seorang wanita. Wanita itu memang sangat pantas untuk disukai, wajahnya cantik dengan hidung bangir, lehernya jenjang, rambutnya hitam mengkilap, kulitnya putih dan perawakannya langsing.

“Kang bagaimana caranya agar dia juga suka sama aku?” tanyanya pada suatu hari.

“Kamu itu orang Jawa kok bingung. Tinggal kau masuki hatinya dan kau panggil namanya saja kan beres,” jawabku.

“Maksudnya bagaimana Kang?” temanku itu ingin memperjelas.

“Tengah malam Kau konsentrasi. Pusatkan pikiranmu pada wanita itu dan Kau masuki kalbunya. Panggillah namanya. Panggillah jiwanya. Dia pasti akan tergerak kepadamu.” Aku menerangkan lebih jelas.

“Oh iya, aku paham sekarang. Terimakasih Kang.” Temanku itu girang alang kepalang.

Seminggu setelah pertemuan itu temanku menghampiriku dan berkata, “Kang ini ada apa ya, kok setiap kali aku selesai memusatkan pikiranku padanya dan memanggil namanya, aku tindihan dan didatangi makhluk yang sangat menyeramkan.”

“Masa sih? Mungkin itu hanya kebetulan saja.” Kataku.

“Tidak Kang. Itu bukan kebetulan. Sudah kubilang setiap kali aku selesai memusatkan pikiranku padanya dan memanggil namanya hal itu terjadi.” Temanku mempertegas bahwa peristiwa yang dialaminya bukan suatu kebetulan.

“Baiklah, nanti malam Kamu berhenti dulu. Biar aku coba.” Kataku padanya. Aku penasaran karena seharusnya hal seperti itu tidak terjadi.

Malamnya, di tengah malam persis setelah suasana sepi, aku duduk bersila di atas kasurku. Aku berkonsentrasi penuh. Mata kupejamkan lalu kutarik nafas dalam dan mulai mengatur pernafasan untuk mendukung konsentrasiku. Kupusatkan pikiranku pada wanita itu. Aku mulai memasuki kalbunya. Kupanggil namanya. Kulakukan itu selama sekitar setengah jam. Setelah kurasa cukup, aku menghentikan kegiatanku memanggil jiwa wanita itu lalu aku pun pergi tidur.

Sekitar jam dua dini hari aku bermimpi. Sebuah mimpi yang indah. Aku bertemu wanita itu di pinggir lapangan bola. Lapangan bola itu terletak di bidang tanah yang lebih tinggi sehingga pada pinggirannya terdapat tanah miring yang ditumbuhi rumput.

Aku berciuman dengan wanita itu. Mulanya kami sekedar saling mencium pipi. Akan tetapi, kami pun terhanyut. Kami mulai berciuman bibir dengan lembut dan penuh perasaan. Sangat mengasyikkan.

Tiba-tiba wanita itu mendorongku ke tanah dan menduduki perutku. Kedua tanganku dipegangnya di samping kiri kanan kepalaku lalu dia mulai mencium bibirku dengan penuh nafsu. Aku terkejut. Pagutan-pagutan bibirnya di bibirku terasa sangat nyata dan bukan seperti terjadi dalam mimpi. Aku pun seperti tersadar dan terbangun dari mimpi.

Astaghfirulloh! Aku kaget bukan kepalang. Aku benar-benar sedang ditindih wanita itu. Dia dengan penuh nafsu mencumbuku. Bibirku dilumat dengan bibirnya. Secara naluriah, aku pun balas mengulum bibirnya.

Lalu… . Lalu tiba-tiba aku terkejut. Wajah wanita itu berubah. Wajah yang semula cantik berubah menjadi menyeramkan. Rambutnya panjang terurai tidak teratur menutupi wajahnya. Wajah yang benar-benar mengerikan. Aku tak bisa menggambarkannya karena terlalu mengerikannya. Matanya merah menyala dan dia semakin hebat mencumbuku. Tentu saja secara sepontan aku berhenti melayani cumbuannya dan memalingkan mukaku. Aku berusaha bangun dari posisi tidur telentangku yang ditindih olehnya. Namun, wanita berwajah mengerikan itu semakin kuat memegang tanganku dan dia menyeringai. Lalu, diapun berusaha untuk mencumbuku lagi. Aku berontak. Wajahku kupalingkan ke kiri atau ke kanan setiap kali dia memburu bibirku. Aku berusaha melepaskan kedua tanganku dari pegangannya yang sangat kuat tapi aku tak mampu.

Astaghfirulloh. Aku sadar bahwa ini benar-benar bukan mimpi. Aku benar-benar ditindih oleh wanita itu. Aku berusaha berteriak tetapi tak ada suara yang keluar dari mulutku. Aku tetap berusaha berteriak sekuat tenagaku tetapi tetap tidak bisa.

Akhirnya, aku berusaha berteriak “Allohu akbar! Allohu akbar! Allohu akbar!”. Teriakan-teriakan yang hanya bisa kuteriakkan dalam hati itu kuulang-ulang terus sambil aku berusaha untuk memberontak melepaskan diri dari tindihannya.

Sekitar setengah jam aku dalam posisi ditindih olehnya dan dia mencoba mencumbuku. Aku sampai terengah-engah karena usahaku untuk membbaskan diriku darinya. Lalu tiba-tiba saja ada suara pintu Terbuka dan wanita mengerikan itu berhenti. Dia terbang! Ya, dia terbang! Terbang mundur.

“lahaula wala kuwata illa billah!” aku berdesis. “Iblis Kamu!” teriakku padanya. Wanita itu menyeringai padaku dan tersenyum sambil menatapku tajam. Aku pun memandangnya denga tajam. Lalu, dalam sekejap dia terbang mundur menembus dinding.

“Ya. Alloh. Astaghfirullohal adhim.” Aku istighfar. Ini benar-benar terjadi. Temanku itu tidak berbohong. Wanita cantik yang disukai temanku itu ternyata ada penunggunya. Wanita cantik itu belum tentu menyadari bahwa dia memiliki penunggu karena bisa saja orang lain yang menugasi wanita jin itu menunggui dirinya.

Esoknya kutemui temanku dan kukatakan padanya bahwa aku juga mengalami peristiwa yang sama seperti yang dia alami. Aku juga didatangi makhluk menyeramkan setelah memusatkan diri dan memanggil jiwa wanita itu.

Kawan-Kawan semua, setiap kali selesai menceritakan kisah horror itu, wanita iblis itu selalu datang menindihku lagi. Aku berharap kali ini dia tidak datang karena kali ini aku menceritakannya dengan cara yang berbeda.

Semoga.


Komentar